Senin, 21 September 2015

VERTIGO



Penyakit vertigo adalah gangguan keseimbangan telinga bagian dalam (vestibular) atau bisa juga gangguan keseimbangan pada otak. Pada kondisi umum, vertigo yang disebabkan oleh ilusi gerakan yang disebabkan oleh gerakan kepala secara mendadak ataupun gerakan kepala ke arah tertentu termasuk sebagai vertigo ringan dan biasanya dapat diatasi. Penyebab lain dari penyakit vertigo ini adalah peradangan pada telinga bagian dalam (labirinitis). Ini ditandai dengan vertigo tiba-tiba dan seringnya diikuti dengan kehilangan pendengaran. Penyebab palng besar pada penyakit vertigo ini adalah infeksi viral atau bakteri. Namun harus diakui bahwa beberapa jenis penyakit lain juga bisa mengakibatkan vertigo, seperti pendarahan di otak, cedera kepala, serta migrain (anonim,2012).
Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular.atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar (Lumban, 2003).

A.    Etiologi
  1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
a.       Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
b.      Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
c.       Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
d.      Inti Vestibulari: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
  1. Penyakit SSP :
a.       Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
b.      Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c.       Trauma kepala/ labirin.
d.      Tumor.
e.       Migren.
f.       Epilepsi.
  1. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
  2. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
  3. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
  4. Intoksikasi.

B.     Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
  1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
a.       Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.



b.      Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).
c.       Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna.
2.      Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
a.       Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
d.      Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
e.       Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
3.      Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi :
a.       Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
f.       Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.
Ada pula yang membagi vertigo menjadi :
  1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
  2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

C.    Tanda dan gejala
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan,merasakan mual yang luar biasa,sering muntah sebagai akibat dari rasa mual,gerakan mata yang abnormal,tiba - tiba muncul keringat dingin,telinga sering terasa berdenging,mengalami kesulitan bicara,mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar,pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan

E. Patofisiologi
   Penyakit sistem vestibuler perifer
Penyakit SSP
Kelainan endokrin
Kelainan psikoatrik
Kelainan mata
Intoksikasi

Hipotalamus

CRF
                                 Saraf simpatik                                        Saraf parasimpatik

                   Hipotalamo hipofisa-adrenalin                                        

Hipokampus                       locus caeruleus                               reciprocal inhibitiom

Ansietas dan               - pucat dan kulit dingin                  mual        hipersaliva       muntah
atau depresi                 - peluh dingin
                                                                       


 
- Perubahan posisi                   - Ketidakadekuatan relaksasi                   - tidak mengenal
- Perubahan pola tidur             - Metode koping tidak adekuat                 informasi
- Gelisah                                                                                                   - keterbasan kognitif
                                                            Koping individu
    Gangguan nyeri                               tidak efektif                              Kurang pengetahuan
                                                                                                           kondisi dan pengobatan

D.    Manifestasi Medis
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004) :
  1. Terapi kausal
  2. Terapi simtomatik
  3. Terapi rehabilitatif.

E.     Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999)
  1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
  2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
  3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

F.     Intervensi dan rasional
Diagnosa Keperawatan 1. :
Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria Hasil :
  • Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
  • Tanda-tanda vital normal
  • pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi :
  • Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
  • Anjurkan klien istirahat ditempat tidur.
    Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
  • Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
  • Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam
    Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
  • Kolaborasi untuk pemberian analgetik.
    Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah menyusun karya ilmiah ini,maka kami dapat menyimpulkan :
  1. Vertigo merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan gangguan ilusi gerakan Pada dasarnya, penyakit vertigo ini disebabkan karena gangguan keseimbangan telinga bagian dalam (vestibular) atau bisa juga gangguan keseimbangan pada otak.
  2. Pada  penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan ,merasakan mual yang luar biasa, tiba-tiba muncul keringat dingin, telinga sering terasa berdenging  ,mengalami kesulitan bicara dan mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar