Penyakit vertigo adalah gangguan keseimbangan telinga
bagian dalam (vestibular) atau bisa juga gangguan keseimbangan pada otak. Pada
kondisi umum, vertigo yang disebabkan oleh ilusi gerakan yang disebabkan oleh
gerakan kepala secara mendadak ataupun gerakan kepala ke arah tertentu termasuk
sebagai vertigo ringan dan biasanya dapat diatasi. Penyebab lain dari penyakit
vertigo ini adalah peradangan pada telinga bagian dalam (labirinitis). Ini
ditandai dengan vertigo tiba-tiba dan seringnya diikuti dengan kehilangan pendengaran.
Penyebab palng besar pada penyakit vertigo ini adalah infeksi viral atau
bakteri. Namun harus diakui bahwa beberapa jenis penyakit lain juga bisa
mengakibatkan vertigo, seperti pendarahan di otak, cedera kepala, serta migrain
(anonim,2012).
Vertigo adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
gangguan ilusi gerakan dan bukan merupakan salah satu bentuk migrain. Selama
ini banyak orang menyalah artikan vertigo sebagai migrain atau sebaliknya.Vertigo adalah salah satu bentuk
gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita
merasa pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa
'berputar' ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus
vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang
disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular.atau juga dapat
disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar
(Lumban, 2003).
A.
Etiologi
- Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
Telinga
bagian luar : serumen, benda asing.
a.
Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani,
otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis,
kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
b.
Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika,
trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk
gerakan, vertigo postural.
c.
Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
d.
Inti Vestibulari: infeksi, trauma, perdarahan,
trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
- Penyakit SSP :
a.
Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis,
arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium
paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop,
hipotensi ortostatik, blok jantung.
b.
Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
c.
Trauma kepala/ labirin.
d.
Tumor.
e.
Migren.
f.
Epilepsi.
- Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
- Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
- Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
- Intoksikasi.
B.
Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan
gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :
- Vertigo paroksismal
Yaitu
vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari,
kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat
muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo
jenis ini dibedakan menjadi :
a.
Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk
kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom
Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/
odontogen.
b.
Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di
sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi,
Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu
(trigger labyrinth).
c.
Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di
sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional
paroksismal benigna.
2.
Vertigo kronis
Yaitu
vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No.
144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
a.
Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika,
meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan
ototoksik, tumor serebelopontin.
d.
Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis
pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis
multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan
kardiovaskuler, kelainan endokrin.
e.
Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi
ortostatik, Vertigo servikalis.
3.
Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian
berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi :
a.
Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes
zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera
pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.
f.
Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis,
sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo
epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli
inferior posterior.
Ada pula
yang membagi vertigo menjadi :
- Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
- Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.
C.
Tanda dan gejala
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala yaitu mual, muntah,
rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur,
tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput tipis.
Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik
dirinya sendiri atau lingkungan,merasakan mual yang luar biasa,sering muntah
sebagai akibat dari rasa mual,gerakan mata yang abnormal,tiba - tiba muncul
keringat dingin,telinga sering terasa berdenging,mengalami kesulitan
bicara,mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan
berputar,pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan
penglihatan
E. Patofisiologi
Penyakit sistem
vestibuler perifer
Penyakit SSP
Kelainan endokrin
Kelainan psikoatrik
Kelainan mata
Intoksikasi
Hipotalamus
CRF
Saraf simpatik Saraf parasimpatik
Hipotalamo
hipofisa-adrenalin
Hipokampus locus caeruleus reciprocal inhibitiom
Ansietas dan - pucat dan kulit dingin
mual hipersaliva muntah
atau depresi - peluh dingin
- Perubahan posisi - Ketidakadekuatan relaksasi - tidak mengenal
- Perubahan pola tidur - Metode koping tidak adekuat informasi
- Gelisah - keterbasan kognitif
Koping
individu
Gangguan nyeri tidak efektif Kurang
pengetahuan
kondisi dan pengobatan
D.
Manifestasi Medis
Terapi
menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004) :
- Terapi kausal
- Terapi simtomatik
- Terapi rehabilitatif.
E.
Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999)
- Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
- Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
- Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
F.
Intervensi dan rasional
Diagnosa
Keperawatan 1. :
Nyeri
(akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
Tujuan : Nyeri
hilang atau berkurang
Kriteria
Hasil :
- Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang
- Tanda-tanda vital normal
- pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi :
- Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri.
Rasional :
Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
- Anjurkan
klien istirahat ditempat tidur.
Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri. - Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional :
posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta
mengurangi nyeri.
- Ajarkan
teknik relaksasi dan napas dalam
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman. - Kolaborasi
untuk pemberian analgetik.
Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah menyusun karya ilmiah ini,maka kami dapat menyimpulkan :
- Vertigo merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan gangguan ilusi gerakan Pada dasarnya, penyakit vertigo ini disebabkan karena gangguan keseimbangan telinga bagian dalam (vestibular) atau bisa juga gangguan keseimbangan pada otak.
- Pada penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan ,merasakan mual yang luar biasa, tiba-tiba muncul keringat dingin, telinga sering terasa berdenging ,mengalami kesulitan bicara dan mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar