BAB
I
PENDAHULUAN
Bilangan
iodin merupakan salah satu parameter penentuan mutu dari minyak atau lemak.
Bilangan iodin menyatakan ukuran ketidakjenuhan minyak atau lemak dan berkaitan
dengan kandungan asam lemak tidak jenuh dalam minyak atau lemak.
Dalam keseharian lemak
biasa disebut minyak. Dapat disebut lemak, bila pada suhu kamar dalam keadaan
padat, sedangkan berbentuk cair, maka disebut minyak. Terdapat lemak yang baik
dikonsumsi, ada pula jenis lemak yang sebaliknya dihindari sama sekali. Jenis
lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh. Lemak yang tidak baik
untuk dikonsumsi adalah lemak jenuh.
Lemak jenuh adalah lemak
yang sulit diuraikan menjadi unsur-unsur lain. Lemak jenuh hanya memiliki
ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya. Lemak jenuh bersifat
lebih stabil daripada lemak tak jenuh. Lemak jenuh umumnya berhubungan dengan
kolesterol. Kebanyakan atau terlalu sering mengkonsumsi lemak ini akan
berakibat buruk pada kesehatan. Bermacam-macam penyakit dapat terjadi akibat
penimbunan lemak jenuh. Lemak Jenuh dapat menaikkan HDL (High Density
Lipoprotein atatu kolesterol baik) dan juga LDL (Low Density Lipoprotein atau
kolesterol jahat). Lemak jenuh terdapat dalam produk hewani. Semaki banyak
konsumsi lemak jenuh, maka akan semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah.
Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh adalah susu murni, keju berlemak,
cokelat, daging, kelapa, mentega, hati, ayam. Disamping efek buruk yang
ditimbulkan lemak jenuh. Ternyata di sisi lain memiliki keuntungan yaitu :
a.
Lemak jenuh melindungi hati dari alcohol dan racun
lainnya, seperti Tylenol.
b.
Lemak jenuh meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
c.
Lemak jenuh diperlukan untuk penggunaan asam lemak
penting dalam jumlah tepat.
Lemak jenuh terdapat pula
pada minyak kelapa atau kelapa sawit. Lemak jenuh pada minyak kelapa merupakan
lemak jenuh alami yang tidak mudah teroksidasi oleh panas dan jarang
menimbulkan reaksi inflamasi pada tubuh. Minyak kelapa berbeda dengan lemak
jenuh lain pada daging atau tanaman lain. Minyak kelapa mengandung medium-chain
fatty acids yang merangsang metabolisme, melindungi jantung dan pembuluh darah,
memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem imunnnn dan melindungi dari
infeksi.
Lemak tak jenuh mudah
bergabung dengan unsur lain dan membentuk molekul yang dibutuhkan tubuh,
sehingga tidak terlalu berbahaya. Lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu
ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya. Keberadaan ikatan ganda
pada lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk yaitu cis dan
trans. Semua lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis. Lemak bentuk trans
hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Lemak
tak jenuh berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak ini
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini
merupakan jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda. Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh tunggal adalah
zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-dihidrogenasi, almond,
kacang mete. Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan yang
mengandung omega 3 seperti ikan salmon, makarel, dan sarden, dan omega 6
seperti bunga matahari, kedelai, minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan
beberapa margarine non-dihidrogenasi. Lemak tak jenuh tunggal dapat
menurunkan kadar kolesterol darah maupun kolesterol LDL.
Lemak Jenuh memiliki
rantai pendek (butirat, kaproat), rantai sedang (kaprilat, kaprat), rantai
panjang (laurat, miristat, palmitat, stearat). Lemak tak jenuh tunggal terdiri
atas oleat yang memiliki 18 atom C. Sedangkan lemak tak jenuh ganda
terdiri atas omega 3 yang berisi linoleat dan arachidonat. Omega 6 terdiri atas
linoleat, EPA, DHA.
Lemak tidak jenuh tunggal
terkenal dengan nama asam lemak omega 9. Kadar MUFA dalam plasma cukup tinggi
yaitu 17 %, yang menggambarkan diperlukannya MUFA dalam kehidupan sehari-hari.
Lemak tak jenuh ganda atau PUFA nerupakan asam lemak esensial yang dibutuhkan
tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya.
Jenis Lemak trans akan
meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk selama proses kimiawi (misalnya
proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi. Hidrogenasi adalah ketika sebuah
lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih padat. Kebanyakan margarine
mengandung lemak trans. Lemak trans berbahaya dan sebaiknya dihindari karena
jenis lemak trans bertindak sebagai lemak jenuh di dalam tubuh manusia yang
akhirnya dapat meningkatkan kolesterol.
Bilangan iodium
mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak. Asam lemak
tak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod
yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Lemak yang tidak jenuh dengan
mudah dapat bersatu dengan iodium (dua atom iodium ditambahkan pada setiap
ikatan rangkap dalam lemak). Semakin banyak iodium yang digunakan semakin
tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair semakin
rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan
(bilangan iodium) dari lemak bersangkutan. Asam lemak januh biasanya padat dan
asam lemak tidak jenuh adalah cair, karenanya semakin tinggi bilangan iodium
semakin tidak jenuh dan semakin lunak lemak tersebut.
Bilangan iodium dinyataka
sebagai banyaknya garam iod yang diikat oleh 100 gram minyak atau lemak.
Penentuan bilangan iodium dapat dilakukan dengan cara hanus atau cara Kaufmaun
dan cara Von Hubl atau cara Wijs (Sudarmadji dkk, 1997). Pada cara hanus,
larutan iod standarnya dibuat dalam asam asetat pekat (glasial) yang berisi
bukan saja iod tetapi juga iodium bromida. Adanya iodium bromida dapat
mempercepat reaksi. Sedang cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat
pekat, tetapi mengandung iodium klorida sebagai pemicu reaksi (Winarno, 1997).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Bilangan
Iodium (BI)
Bilangan iodium mencerminkan
ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tak jenuh mampu
mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat
bersatu dengan iodium (dua atom iodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap
dalam lemak). Semakin banyak iodium yang digunakan semakin tinggi derajat
ketidakjenuhan. Biasanya semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam
lemak tidak jenuh dan demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan iodium)
dari lemak bersangkutan. Asam lemak jenuh biasanya padat dan asam lemak tidak
jenuh adalah cair; karenanya semakin tinggi bilangan iodium semakin tidak jenuh
dan semakin lunak lemak tersebut.
Bilangan
iodium dinyatakan sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram minyak
atau lemak. Penentuan Bilangan iodium dapat dilakukan dengan cara Hanus atau
cara Kaufmaun dan cara Von Hubl atau cara Wijs (Sudarmadji dkk, 1997). Pada
cara Hanus, larutan iod standarnya dibuat dalam asam asetat pekat (glasial)
yang berisi bukan saja iod tetapi juga iodium bromida. Adanya iodium bromida
dapat mempercepat reaksi. Sedang cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam
asetat pekat, tetapi mengandung iodium klorida sebagai pemicu reaksi (Winarno,
1997).
Pada
percobaan kali ini, penentuan bilangan iodium dilakukan dengan cara Hanus.
Pereaksi iodomonobromida bereaksi dengan ikatan olefenik.
C=C + 2IBr à - C- C-
Br
Br
IBr
+ I- à I2 + Br-
I2
+ 2S2O32- à 2I-
+ S4O62-
Pereaksi
iodomonobromida ditambahkan ke dalam sampel yang dilarutkan dalam kloroform
menggunakan buret. Campuran dikocok, kemudian disimpan dalam wadah tertutup
rapat, dan terhindar dari cahaya (di tempat gelap). KI dan iodium yang telah
dibebaskan , ditambahkan ke dalam campuran, dan kemudian campuran dititrasi
dengan natrium tiosulfat 0,1N menggunakan indikator kanji. Kemudian dilakukan
titrasi blangko. Bilangan iodium dihitung dengan rumus:
BI
=
Keterangan:
V1 = volume larutan natrium tiosulfat 0,1 N pada
titrasi blangko
V2 = volume larutan natrium tiosulfat 0,1 N pada
titrasi sampel
W = bobot sampel yang ditimbang dalam gram
Pada percobaan kali ini, penentuan
bilangan iodium minyak kelapa (oleum
cocos ) tidak dilakukan karena keterbatasan pereaksi. Bilangan iodium oleum cocos menurut literatur adalah 8-10. Nilai bilangan
iodium untuk oleum cocos termasuk kecil karena ikatan jenuh yang
terkandung dalam oleum cocos tidak terlalu banyak, hanya sekitar 7,8%.
Namun dari sampel lain (sampel 6) didapatkan nilai bilangan iodium sebesar
2,538. Nilai ini jauh lebih kecil daripada bilangan iodium minyak kelapa yang
sebenarnya. Kemungkinan hal ini terjadi karena sampel minyak kelapa telah
mengalami penguraian.
Jika bilangan iodium tersebut lebih tinggi
dari normal maka hal tersebut dapat berarti bahwa ada pemalsuan dengan jenis
lemak lain yang mempunyai bilangan iodium lebih tinggi. Sebaliknya bila
Bilangan iodium adalah lebih rendah dari normal maka hal itu berarti bahwa
lemak telah mengalami perlakuan khusus. Perlakuan tersebut kerap kali berupa
penguraian lemak untuk memisahkan asam oleat dari trigliserida. Dengan demikian
akan diperoleh lemak yang sangat tinggi kandungan ester-ester palmitat dan
stearat. Bilangan iodium dapat pula diperendah dengan cara menggunakan
lemak-lemak yang telah dihidrogenasi.
BAB
III
METODE
ANALISIS
A.
Alat Dan
Bahan
1.
Alat
a.
Labu Erlenmeyer
b.
Gelas Kimia
c.
Gelas Ukur
d.
Kompor Listrik
e.
Corong
f.
Buret
g.
Statif dan klem
h.
Pipet tetes, pipet 10 ml
2.
Bahan
a.
Minyak curah, minyak jelantah 1 X ,
2 X , 3 X pakai.
b.
Pelarut : 60 % asam asetat +
40 % Chloroform
c.
Larutan Na2S2O3
0,1 N
d.
Aseton
e.
Larutan hanus
f.
Larutan KI 15 %
g.
Amilum 1%
h.
Aquades
B.
PROSEDUR
1. Timbang 0,5
gr minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup.
2. Tambahkan 10
ml Chloroform, kocok.
3. Tambahkan 15
ml larutan hanus ( gunakan buret)
4. Tutup
Erlenmeyer, biarkan 30 menit sambil di kocok-kocok perlahan-lahan.
5. Tambahkan 10
ml larutan KI 15 %
6. Cuci tutup
erlenmeyer dan dinding dalam labu Erlenmeyer dengan 50 ml H2O bebas
(H2O dipanaskan sampai mendidih kemudian dinginkan.)
7. Titrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna coklat
muda, segera tambahkan 2 ml amilum 1%
8. Titrasi
diteruskan sampai warna biru gelap hilang (sebelum warna biru hilang,
Erlenmeyer ditutup dan kocok kuat-kuat, lanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang).
9. Buat balanko
dengan prosedur yang sama, bahan diganti pelarut.
10. Lakukan
standarisasi Na2S2O3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Makalah kali ini menentukan bilangan iodium a. Pada
saat menentukan bilangan iodium, hal pertama yang dilakukan adalah menimbang
0,5 gram minyak curah. Berat minyak sebesar 0,5183 gram. Volume blanko 5,75 ml,
volume bahan 4,95 ml. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan bilangan iodium
sebesar 3,30 m/yod dengan menggunakan minyak curah, angka yodium berkisar
antara 0,99 sampai 5,38. Sedangkan berdasarkan standar mutu minyak goreng angka
iodium yang baik adalah 45-46 m/yod. Hal ini menunjukkan apabila semakin kecil
angka yodium, maka minyak pun semakin jenuh.
Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan
SNI-3741-1995 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI-3741-1995
No
|
Kriteria
|
Pernyataan
|
1.
|
Bau + rasa
|
Normal
|
2.
|
Warna
|
Muda Jernih
|
3.
|
Kadar Air
|
Max 0,3 %
|
4.
|
Berat Jenis
|
0,900 gr/liter
|
5.
|
Asam Lemak Bebas
|
Max 0,3 %
|
6.
|
Bilangan Peroksida
|
Max 2 mg/kg
|
7.
|
Bilangan Iodium
|
45-46 m/yod
|
8.
|
Bilangan Penyabuan
|
196 – 206
|
9.
|
Index Bias
|
1,448 – 1,450
|
10.
|
Campuran Logam
|
Max 0,1 mg/kg
|
Hasil penentuan angka
iodium ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Data Hasil Penentuan Bilangan Iodium dan Bilangan Peroksida
Kel
|
Angka Iodium
|
Bahan
|
|||
M.Curah
|
Jelantah 1 x
|
Jelantah 2 x
|
Jelantah 3 x
|
||
1.
|
3,30
|
√
|
|||
2.
|
3,50
|
√
|
|||
3.
|
0,99
|
√
|
|||
4.
|
4,97
|
√
|
|||
5.
|
1,44
|
√
|
|||
6.
|
4,5
|
√
|
|||
7.
|
3,02
|
√
|
|||
8.
|
5,38
|
√
|
Contoh Penentuan Bilangan Iodium
Dik
: Berat Minyak Curah
= 0,5183 gram = 518,3 mg
Volume Na2S2O3 blanko =
5,75 ml
Volume
Bahan = 4,95 ml
Normalitas Na2S2O3 = 0,1
N
BM
I2
= 213,36
Dit
: Bilangan iodium………?
Jawab
: (5,75 ml – 4,95 ml) x 0,1 x 213, 36 x 100
518,3 mg
: 3,30 m/yod
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan dalam penentuan bilangan
iodium dimana semua kelompok menggunakan minyak curah didapatkan angka iodium
bekisar antara 0,99 sampai 5,38 m/yod. Hal ini menunjukkan semakin kecil angka
iodium menandakan minyak semakin jenuh. Mutu standar angka iodium yang baik
adalah 45-46 m/yod.
DAFTAR PUSTAKA
Indrayatna . Lemak Jenuh dan Lemak Tak Jenuh.
[Online]. Tersedia : http://xamherbal.com/lemak-jenuh-dan-lemak-tak-jenuh/[5 Mei 2012]
Qauliya, Asta. Tak Semua Lemak Berbahaya Bagi
Kesehatan.[Online]. Tersedia: http://astaqauliyah.com/2006/08/tak-semua-lemak-berbahaya-bagi-kesehatan/[5 Mei 2012]
Rufiati, etna. 2011. Perbedaan Lemak Jenuh dan Tak
Jenuh.[Online]. Tersedia : http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PerbedaanLemakJenu_EtnaRufiati_16374.pdf
[5 Mei 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar