GASTRITIS
A. Latar Belakang
Gastritis adalah inflamasi dari
dinding lambung terutama pada mukosa gaster. Secara
histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang pada
daerah tersebut. Gastriti disebabkan oleh bakteri endoktosin, obat NSAID, alcohol,
kafein, helicobacter pylori, factor predisosisi, atrofi progresif epitel
kelenjar, dll (Burnner and suddart, 2002)..
Gastritis tersebar di seluruh dunia
dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang
berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar
dijumpai pada usia tua. Angka kejadian infeksi Gastritis pada beberapa daerah
di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi, di Surabaya angka kejadian
Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian
infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Faktor etiologi Gastritis lainnya adalah
asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%),
obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Anonim, 2001).
Gastritis yang berlanjut dapat
mengakibatkan tukak lambung, perdarahan lambung, bahkan kanker lambung. Obat- obatan yang
sering digunakan seperti halnya antasaida ternyata dapat mengakibatkan
rusaknya permukaan lambung, menurunkan libido dan merusak kesuburan (Anonim,
2010).
Penanganan gastritis secara medis yang
akhir-akhir ini sering digunakan yaitu penetralisir asam lambung, seperti
antasida, penghambat pompa proton, H2 antagonis untuk mengurangi rasa perih akibat suasana lambung yang terlalu asam, dengan
cara menetralkan asam lambung. Diit bagi penderita gastritis adalah tidak
boleh makan makanan yang dapat merangsang naiknya asam lambung seperti pedas,
asam dan saus.
Penanganan
gastritis dengan terapi akupunktur yang rutin dapat menghasilkan penurunan
derajat nyeri pada epigastrium, mengurangi regurgitasi asam, mual, muntah dan
meningkatkan nafsu makan. Prinsip kerja akupunktur
ditinjau dari biomedis yaitu jarum dan perlukaan yang disebabkan oleh jarum
tersebut tidak mengobati gejala suatu penyakit, namun menormalkan homeostasis
fisiologis melalui stimulus saraf yang menjadi reseptor rasa sakit sehingga mendorong
terjadinya penyembuhan oleh tubuh sendiri. (Agnes, 2008)
B. Konsep Dasar Gastritis
1.
Definisi Gastritis
Gastritis merupakan proses inflamasi
pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik,
difus atau local (Soeparman, 2001). Sedangkan menurut Brunner
Suddarth (2002), Gastritis adalah
suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus dan
lokal dan ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis superfisial akut
dan gastritis atropi kronik
Gastritis ada dua yaitu
gastritis akut dan gastritis kronis. Gastritis akut merupakan iritasi mukosa lambung yang sering diakibatkan karena diet
yang tidak teratur. Dimana individu makan terlalu banyak atau terlalu cepat
atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme
penyebab. Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan biasanya
jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya, merupakan respon mukosa lambung
terhadap berbagai iritasi lokal. Gastritis kronis merupakan
iritasi lambung yang dapat disebakan oleh ulcus benigna atau maligna dari
lambung atau lebih helicobacter pylori. Gastritis kronik
dapat dikalsifikasikan sebagai tipe A (Gastritis Autoimun) (Brunner and
Suddarth, 2002)
2. Patosfisiologi
Penyebab Gastritis bermacam-macam, namun yang paling umum adalah
karena pola makan yang kurang baik. Dan tidak menjalankan pola hidup sehat
dengan cara memakan-makanan yang baik. Jika pola hidup sehat tidak dilakukan,
sudah bisa ditebak, selain gastritis penyakit lain pun bisa mudah datang.
Penyakit Gastritis atau radang
lambung adalah peradangan pada selaput lambung yang terus menerus atau
berulang kali kambuh. Pengobatan konvensional sulit menemukan antibiotok yang
sanggup menembus dinding lambung, sehingga tidak segera sembuh. Penderita
biasanya kemanapun pergi disakunya selalu ada obat pereda sakit. Banyak
penderita penyakit ini teratasi dengan obat herbal, karena salah satu
komponennya ada tanaman obat yang berfungsi sebagai anti biotik yang sanggup
menembus selaput lambung.
Lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan
peradangan peradangan pada lambung ini sering disebut gastritis. Sedangkan
penyebab gastritis diantaranya adalah:
a.
Gastritis bakterialis biasanya merupakan akibat dari
infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di dalam sel penghasil
lendir di lapisan lambung).
Tidak ada bakteri
lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh di dalam lambung yang bersifat asam,
tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam, berbagai bakteri bisa tumbuh di
lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis menetap atau gastritis
sementara.
b.
Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang
paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera) yang
terjadi secara tiba-tiba.
Cederanya sendiri
mungkin tidak mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas
atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
c.
Gastritis erosif
kronis, Penyebab Gastritis erosif biasanya dari:
·
bahan iritan seperti obat-obatan, terutama
aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya
·
penyakit Crohn
·
infeksi virus dan bakteri.
Gastritis ini terjadi
secara perlahan pada orang-orang yang sehat, bisa disertai dengan perdarahan
atau pembentukan ulkus (borok, luka terbuka).
Paling sering
terjadi pada alkoholik.
d.
Gastritis karena virus atau jamur bisa terjadi pada
penderita penyakit menahun atau penderita yang mengalami gangguan sistem
kekebalan.
e.
Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari
reaksi alergi terhadap infestasi cacing gelang. Eosinofil (sel darah putih)
terkumpul di dinding lambung.
f.
Gastritis atrofik terjadi jika antibodi menyerang
lapisan lambung, sehingga lapisan lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan
sebagian atau seluruh selnya yang menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini
biasanya terjadi pada usia lanjut. Gastritis ini juga cenderung terjadi pada
orang-orang yang sebagian lambungnya telah diangkat (menjalani pembedahan
gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa menyebabkan anemia pernisiosa
karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari makanan.
g.
Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang
penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih)
terkumpul di dalam dinding lambung dan organ lainnya.
h.
Gastritis juga bisa terjadi jika seseorang menelan
bahan korosif atau menerima terapi penyinaran kadar tinggi.
3.
Klasifikasi
1)
Gastritis Akut
Membran mukosa lambung di iritasi
bakteri endoktosin, obat NSAID,
alkoloh, kafein, aspirin menjadi edema dan mukosanya memerah dan hiperemik
(kangesti dengan jaringan, cairan dan darah) dan akan mengalmai erosi
superfiiaol. Bagian ini menskresi sejumlah getah lambung yang mengandung sangat sedikit asam tetapi banyak muncul, sehingga terajdi sekresi superfisial dan dapat
menimbulkan haemoragi yang dimanifestasikan hemalemesis
(Brunner and Suddart, 2002).
2)
Gastritis Kronik
Patofisiologi pada gastritis kronik yaitu:
a)
Helicobacter Pylori
b)
Faktor predisposisi
c)
Atrofi progresif kelenjar epitel
d)
Kehilangan sel pariental dan chief cell
Penurunan produksi asam klorida,
pepsin dan faktor intrinsik menurun maka dinding lambung menjadi tipis (Brunner and
Suddart, 2002).
4.
Tanda & Gejala
Gastritis akut mungkin tidak bergejala, tetapi dapat
menyebabkan nyeri epigastrium dengan keparahan bervariasi disertai mual dan
muntah, bermanifestasi sebagai hematemesis, melena dan pengeluaran darah yang
dapat mematikan, bergantung pada keparahan kelainan anatomi.
Gastritis Kronik berdasarkan tipenya; jika tipe A
secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi Vit. B12. sedangkan
pada tipe B, akan menimbulkan anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, kembung,
rasa asam dimulut atau mual dan muntah.
5. Manifestasi klinik
1.
Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis
Akut lainnya, yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan
saluran cerna pada Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia.
2.
Gastritis Kronik
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik
tidak di jumpai kelainan.
C.
Hal yang Perlu Diwaspadai Ketika
timbul Gejala Gastritis
Banyak
Gejala
Gastritis yang sering diabaikan oleh penderitanya. Sehingga
ketika gastritis sudah menjadi kronis, baru penderita mencari solusinya.
Padahal penyakit gastritis kalau sudah kronis akan sulit untuk disembuhkan.
Gastritis merupakan permasalahan kesehatan yang sangat umum. Lebih dari 10% pasien
datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa sakit di ulu hati pasti terdiagnosa
gastritis. Gastritis atau radang
lambung adalah peradangan (luka dan bengkak) pada permukaan lambung.
Biasanya disebabkan oleh kebiasaan minum minuman keras, penggunaan obat anti
inflamasi non steroid (NSAIDs) berkepanjangan seperti aspirin atau ibuproven,
atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori. Dapat juga terjadi karena
komplikasi setelah operasi besar, luka traumatic, terbakar, atau infeksi yang
parah. Penyakit seperti anemia pernicious, kelainan auto imun, dan refluks
empedu kronis.
Seseorang
yang menderita gastriris mengeluhkan merasa nyeri dan sakit, bersendawa, perut
kembung, mual dan muntah, serta perasaan terbakar di bagian atas abdomen
(biasanya di ulu hati). Rasa sakit muncul biasanya berada di bagian kiri atas
abdomen hingga menjalar ke bagian punggung, seperti datang dan pergi dari perut
ke punggung. Umumnya rasa nyeri yang dialami digambarkan seperti ditusuk-tusuk
atau digores benda tajam. Terdapat darah yang turut keluar saat muntah atau
buang air besar menjadi tanda terdapat pendarahan pada lambung dan memerlukan
tindakan medis sesegera mungkin. Khusus untuk lansia, memiliki kecenderungan
yang tinggi untuk mengalami gangguan nyeri lambung dibandingkan kelompok usia
yang lain. Bahkan dapat saja tidak mengalami Gejala Gastritis yang
umum seperti mual, muntah, dan nyeri hingga akhirnya mendadak jatuh sakit
akibat pendarahan dalam pada lambungnya.
Segeralah
periksakan diri Anda ke dokter terdekat jika gejala gastritis
yang anda rasakan semakin parah atau berkepanjangan. Dibawah ini beberapa
gejala gastritis yang perlu diwaspadai:
- Terdapat alasan atau penyebab yang jelas untuk gejala gastritis yang anda rasakan seperti baru saja minum aspirin dalam keadaan perut kosong
- Jika gejala gastritis yang Anda rasakan mulai mengganggu kegiatan anda
- Jika anda merasa perlu mendapat pengobatan untuk mengurangi rasa sakit yang diderita
- Jika perasaan lebih baik hanya muncul dalam waktu yang singkat
- Muntah-muntah hingga anda tidak dapat makan, minum ataupun minum obat
- Isi muntahan berwarna hijau atau kuning
- Ketika muntah atau buang air besar terdapat darah baik segar maupun hitam
- Demam dengan rasa sakit di ulu hati
- Pingsan atau merasa berkunang-kunang
- Detak jantung cepat dan tidak beraturan
- Keringat dingin
- Wajah pucat
- Nafas pendek
- Nyeri dada
Jika
lebih dari satu Gejala Gastritis di atas anda alami, ada baiknya segera hubungi
dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat untuk memberikan tindakan medis
yang tepat. Dengan begitu penyakit gastritis Anda tidak menjadi akut.
D.
Kajian Penyakit Gastritis
- Proses Terjadinya Penyakit
a. Gastritis
akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi
mukosa lambung.
Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
1)
Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai
kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di
lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.
Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam
lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi
gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
2)
Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa
inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan
hypovolemik.
b. Gastritis
kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun
dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa
sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
- Komplikasi
a.
Gastritis Akut
·
Perdarahan saluran cerna bagian atas yang
merupakan kedaruratan medis.
·
Terjadi ulkus kalau prosesnya hebat.
·
Jarang terjadi perforasi
b.
Gastritis Kronik
·
Atrofi lambung yang dapat menyebabkan gangguan
penyerapan terutama terhadap vitamin.
·
Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody
terhadap factor instrinsik dalam serum atau cairan gasterinya akibat gangguan
penyerapan terhadap vit. B12
·
Gangguan penyerapan zat besi
E.
Penatalaksanaan Gastritis
1.
Pemeriksaan Diagnostik
a.
EGD (Esofagogastroduodenoskopi); untuk melihat
perdarahan GI bagian atas dengan melihat sisi perdarahan / derajat ulkus
jaringan / cedera.
b.
Minum Barium dengan foto Rontgen; dilakukan untuk
membedakan diagnosa penyebab / lesi.
c.
Analisa Gaster ; dilakukan untuk menentukan adanya
darah, mengkaji alat vitas sekretori mukosa gaster.
d.
Angiografi ; Vaskularisasi GI dapat dilihat bila
endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan
sirkulasi kolateral dan kemungkinan sisi perdarahan.
e.
Fesef ; akan positif.
f.
Pemeriksaan Laboratorium meliputi :
1)
HB/HT : penurunan kadar darah dalam tubuh setelah
perdarahan. Jumlah darah lengkap, dapat meningkat, menunjukkan respon tubuh
terhadap cedera.
2)
BUN : meningkat dalam 24-48 jam karena protein darah
dipecah dalam saluran pencernaan dan filtrasi ginjal menurun.
3)
Kreatinin : tidak meningkat bila perfusi ginjal
dipertahankan.
4)
Amonia : dapat meningkat bila disfungsi hati berat
mengganggu metabolisme dan eksresi urine.
5)
GDA : dapat menyatakan alkalosis respiratori dan
asidosis metabolic.
6)
Natrium : dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal
terhadap simpanan cairan tubuh. Kalium : dapat menurun pada awal karena
pengosongan gaster berat/muntah/diare berdarah.
7)
Amilase Serum : meningkat dengan penetrasi posterior
ulkus duodenal.
8)
Sel parietal antibody serum : adanya dugaan gastritis
kronik.
2.
Penatalaksanaan
a.
Terapi Nonfarmakologis
Menurut dr. asrul di http://dokter-herbal.com/penyakit-gastritis.html, mengobati
gastritis harus melibatkan pola hidup, pola makan dan menejemen stress pada
penderita gastritis. Tujuan pengobatan gastritis adalah menetralkan asam
lambung, mengurangi gejala- gejala akiat iritasi lambung, memperbaiki kondisi
dinding lambung yang rusak akibat iritasi lambung dan meningkatkan aliran darah
ke lambung.
Pola hidup untuk pengobatan gastritis
adalah mengatur pola tidur dan olahraga. Hindari tidur begadang atau larut
malam dan usahakan bangun pagi atau subuh. Berolahraga secara teratur minimal
3x seminggu sangat membantu proses penyembuhan gastritis. Olahraga secara
teratur akan memperlancar aliran darah ke lambung sehingga mempercepat
penyembuhan luka pada lambung. Adapun olahraga yang tepat untuk penderita
gastritis adalah 3-4x/ minggu dengan lama yang disesuaikan dengan ketahanan
tubuh, yang terbaik adalah jogging atau lari yang disesuaikan dengan kemampuan.
Pola makan pada penderita gastritis
adalah makan sedikit- sedikit, tidak kenyang juga tidak lapar. Hindari makan
makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung (makan makanan yang asam, saus
dan pedas), asap rokok, kopi dan polusi. Penderita gastritis tidak boleh
menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan maka makanlah snack atau kue
untuk menetralkan asam lambung, jika tidak ada snack atau kue maka minumlah
yang banyak untuk membantu menetralkan asam lambung.
b.
Terapi Farmakologis
Obat gastritis yang sering dipakai
dokter adalah:
1)
Antasida
Antasida mengandung kalsium karbonat
dan magnesium hidroksida. Ada yang berupa tablet atau cair. Antasida
menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam
lambung dengan cepat.
2)
H2 antagonis
seperti halnya ranitidine, cimetidine,
nizatidine dan famotidine yang berfungsi untuk mengurangi jumlah asam lambung
yang diproduksi.
3)
Penghambat pompa proton.
Penghambat pompa proton mengurangi
asam dengan cara menutup kerja dari pompa sel- sel lambung yang menghasilkan
asam lambung. Yang termasuk obat ini adalah omeprazole, lansoprazole,
rabeprazole dan esomeprazole. Obat- obat golongan ini juga menghambat kerja
H.pylori.
4)
Cytoprotective agents.
Obat-obat ini membantu melindungi
jaringan- jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk obat ini
adalah sucraflate dan misoprostol.
5)
Untuk terapi terhadap H.pylori
yang paling sering digunakan adalah kombinasi antibiotik dan penghambat pompa
proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi
untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan
rasa sait, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik
F.
Studi Kasus
Dua hari yang lalu Tn. S usia 82 tahun yang berprofesi
sebagai Petani, mengeluhkan muntah darah berwarna merah gelap menggumpal
sebanyak 3 kali. Setiap muntah kurang lebih seperempat gelas. Pasien juga
mengeluh perut nyeri, perih dan panas. Nafsu makan juga menurun karena perut
sakit bila untuk makan. Pasien juga mengeluh BAB meringkil-meringkil kehitaman.
Pasien sering mengkonsumsi obat warung bila merasa tidak enak badan. Setelah
diperiksakan di Puskesmas, beliau dirujuk untuk ke rumah sakit.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan sebagai berikut:
1. Anamnesa
Anamnesis
dilakukan secara auto anamnesis dan alloanamnesis
a.
Keluhan
Utama : Muntah darah sebanyak
3 X sejak 1 hari ini
b.
Keluhan
Tambahan : perut nyeri dan panas, nafsu makan menurun
c.
Riwayat
Penyakit Dahulu
1)
Pasien belum pernah mengalami gejala yang sama
sebelumnya
2)
Riwayat pernah rawat inap sebelumnya di RS oleh karena
suatu penyakit disangkal
3)
Riwayat hipertensi disangkal
4)
Riwayat batuk kronis disangkal
5)
Riwayat penyakit asma disangkal
d.
Riwayat
Penyakit Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
yang serupa dengan pasien.
2. Pemeriksaan
Fisik Umum
a. Keadaan
Umum : Sedang
b. Kesadaran
: Compos mentis
c. Status
Gizi : Cukup
d. Tanda
Vital
1)
Tekanan darah :
120/80
2)
Suhu :
36,3º C\
3)
Nadi :
82 x/menit
4)
Pernafasan :
22x/menit
3. Diagnosis
Suspek
Gastritis erosive
4. Terapi
Farmakologis
a.
Infus RL 16 tpm
b.
Inj.Kalnex 3x1 amp
c.
Inj.Metocloparamid 3x1 amp
d.
Inj. Ceftriaxone 2x1 g
e.
Vitamin K 2x1
f.
Laxadin syr 1x2 cth
g.
Omeprazole 2x1
h.
Inpepsa syr 3x1 cth
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Dampak
Gastritis. (http://www.linartara.co.cc/2009/06/maag-atau-gastritis.html,diakses 6 juli 2010)
Anonim. 2011. Insiden Gastritis. (http://addy1571.wordpress.com/perilaku-keluarga-terhadap-usaha-pencegahan-penyakit-dbd-di-lingkrumah/page/3/, diakses 12 April
2011)
Anonim. 2011. Penatalaksanaan gastritis secara medis. (http://dokter-herbal.com/penyakit-gastritis.html,
diakses 12 April 2011)
Brunner and Suddart.2002. Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Vol. 2. Jakarta EGC.
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi VI. EGC. Jakarta.
Sopearman. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 11. Ed. 3. Jakarta : FKUI.
Suharningsih. 2004. Pedoman Penggunaan Elektrostimulator dan
Laser pada Terapi Akupunktur. Surabaya : Airlangga University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar