Sulfonamida
Sulfonamida
adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan
dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan kelompok
obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK).
Infeksi saluran kemih
(ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Penyebab
infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram
negatif. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih
dari 100.000 kuman dalam 1 ml urin.
Sulfonamida
berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam
natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi
radikal R pada gugus amida (-SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2)
menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida.
Rumus umum Sulfonamida
Pemakaian
- Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol
- Antidiabetikum : Nadisa, Restinon, dll.
- Desinfektan saluran air kencing : Thidiour
- Diuretikum : Diamox
Sifat-Sifat
Bersifat amfoter, karena itu sukar dipindahkan dengan cara
pengocokan yang digunakan dalam analisa organik.
Kelarutan
- Umumnya tidak larut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin.
- Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter,
- Larut baik dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.
- Sulfa-sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafen tidak larut dalam HCl encer.
- Sulfa-sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH.
- Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl atau HNO3.
- A. Kelarutan dan Reaksi Umum Sulfonamida
Cara Kelarutan
- Larut dalam air
a. Garam-garam natriumnya
b. Sulfasetamid
c. Sulfonamida = larut sebagian air
- Diasamkan dengan asam cuka 3 %
a. Larut
Sulfanilamid, sulfasetamid, soluseptazin.
b. Tidak larut
Sulfadiazin, sulfamorazin, sulfametazin, sulfatiazol,
sulfapyridin, irgafen, irgamid.
- Larut dalam alkohol 96%
Sulfasetamid, Irgamid, Igafen, Sulfathiazol Na.
- Tidak larut dalam alkohol 96 %
Sulfadiazin Na, Sulfamerazin Na, Sulfametazin Na, Sulfapyridin
Na, dan Sulfathiazol Na.
- Larut dalam asam cuka 7%
Sulfanalamid, Sulfasetamid, Soluseptazin.
- Tidak larut dalam air; larut dalam air panas
Sulfanalamid, sulfasetamid, marfenil.
- Larut dalam NaOH 10% dan HCl 1%
Sulfaciazin, sulfamerazin, elkosin, sulfa piridin,
sulfamezatin.
- Tidak larut dalam NaOH 10 %
Irgafen, Septazin, Radilon, Sulfaguanidin.
- Tidak larut dalam HCl 1%
Irgafen, Radilon, Sulfaguanidin.
Reaksi Umum
- Reaksi elementer terhadap C, N, S : positif
- Reaksi terhadap gugus-gugus amin : reaksi diazotasi, reaksi dengan p-DAB–HCl, reaksi korek api, dan reaksi indophenol.
Positif untuk amin-amin bebas.
- Reaksi terhadap gugus sulfon :
Zat + H2O2 30% + 1 tetes FeCl3
+ HNO3 dan BaCl2 atau Barium Nitrat → endapan BaSO4
putih (BaSO4 sukar larut, bahkan dalam aqua regia).
2.
Reaksi furfural :
terhadap gugus amin bebas:
1 tetes pereaksi ( furfural 2% dalam asam asetat glasial )
+ zat ® memberi warna merah tua segerah berubah menjadi ungu.
Semua sulfa memberikan hasil positif, kecuali
sulfasuksidin, pthalazol, septazin.
3.
Reaksi Vanilin :
Huckhal dan Turftiti
Terhadap derivat metil piridin, diatas kaca arloji atau
objek : 1 tetes H2SO4 + beberapa kristal vanilin,
tambahkan zat uji, panaskan diatas nyala api kecil ® kuning atau hijau muda
Kecuali :
Sulfamerazin Na : merah tua
Sulfamezathin Na : merah tua
Irgamid : hijau tua – hitam dengan tepi merah
4.
Reaksi korek api
Zat + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, maka
timbul warna jingga sampai jingga kuning.
Asam sulfanilat : kuning
5.
Reaksi Diazotasi
: untuk amin aromatik primer
Zat + 2 tetes HCl 2 N + 1 ml air + NaOH/NaNO2
dan teteskan larutan 0,1 g beta-naftol dalam 2 ml NaOH, endapan jingga kemudian
merah darah.
Bila penggunaan beta-naftol diganti dengan alfa naftol,
maka endapan akan berwarna merah ungu.
Gratisin : kekeruhan jingga kuning
Negatif : sulfasuksidin, thalazol, septazin
6.
Reaksi Erlich
dengan p-DAB-HCl : reaksi yang umum dengan amin aromatik.
Pereaksi : 1 gram p-DAB, 10 ml HCl, tambahkan aquades
hingga 100 ml.
Cara melakukan reaksi:
Zat padat pada plat tetes + 2 tetes pereaksi ® kuning
jingga
Kuning sitrun : Sulfametazin, Sulfadiazin, Sulfamerazin,
Gratisin
Kuning : Elkosin
Kuning tua : Thazalol, Sulfanalamid
Jingga : Sulfaguanidin
7.
Reaksi dengan
CuSO4
Larutan CuSO4 dalam air yang encer
Reaksi ini diberikan oleh sulfa yang heterosiklik dalam
NaOH dengan CuSO4 → endapan dan warna
Cara melakukan reaksi:
Zat dalam tabung reaksi + 2 ml air dipanaskan sampai
mendidih + NaOH 2 tetes, setelah dingin + 1 tetes HCl encer sampai netral atau
asam lemah ® lihat warna yang terjadi.
Hijau : Elkosin, Globuoid, Eucacil, Sulfapyridin
Ungu : Sulfadiazin, Sulfasuksidin, Sulfatiazol
Putih : Irgafen, Sulfanalamid
8.
Reaksi Indophenol
Khusus untuk gugus amin aromatik dengan tempat para yang
kosong.
Cara melakukan reaksi:
Panaskan zat 100 mg dalam tabung reaksi + 2 cc air sampai
mendidih lalu segera + 2 tetes NaOH dan 2 ml kaporit + 1 tetes fenol
liquafectum segera. Amati perubahan warna yang terjadi.
Albuoid : Hijau (hijau tua)
Sulfaddiazin : Merah rosa
Elkosin : Coklat
Sulfaguanidin : kuning
Cantrisin : Merah coklat
Sulfamerazin : Merah rosa
Irgafen : Hijau
Sulfametazin : merah rosa
Lucosil : Coklat merah
Sulfanalamid : biru
Sulfapyridin : coklat
Sulfasuksidin : kuning lemah
Sulfa thiazol : kuning jingga
Thalazol : tak berwarna
9.
Peraksi Roux
Pereaksi : Na Nitroprusida 10 ml, aquadest 100 ml, NaOH 2
ml, dan KMnO4 5 ml.
Na-Nitroprusid dilarutkan dalam air lalu tambahkan NaOH
kemudian tambahkan KMnO4, terjadi endapan. Saring ke dalam botol
berwarna coklat.
Cara melakukan reaksi:
Zat padat diletakkan diatas plat tetes lalu + 1 tts
pereaksi lalu diaduk dengan batang pengaduk. Dilihat perubahan warna yang
terjadi.
Albuoid : Coklat hijau – hijau
Sulfapyridin : ungu
Elkosin : ungu coklat-ungu
Sulfasuksidin : hijau kuning
Sulfadiazin : ungu-hijau biru
sulfathiazol : hijau kining
Sulfaquanidin : ungu- coklat
Sulfatiooreum: merah biru
Sulfamezatinus : ungu – hijau tua
Irgafen : hijau kuning
Lucosil : hijau kuning hiaju
Thazalol : (-0)
10.
Reaksi dengan
KBrO3
Tablet harus diisolasi dahulu.
Caranya melakukan reaksi:
Dalam tabung reaksi kecil 10 mg zat + 1 cc H2SO4
+ 1 tetes KBrO3 jenuh. Amati perubahan yang terjadi
As. Sulfanilat : ungu
coklat
Sulfanalamid: ungu, merah lama-lama keruh
Gratisin : coklat
Sulfasuksidin: ungu coklat
Marfanil : keruh putih
kuning
Thiadicur: kuning coklat
Nadisan :
coklat-ungu-coklat
Sulfadiazin : kuning jingga coklat merah
Ftalazol : tidak berwarna
B. Sulfonamida Short Acting
- 1. Sulfonamid
Rumus Struktur C6H8N2O2S
Sinonim: Sulfamid, Streptocid, Sulfamimum
Nama Dagang: Astreptine;AVC;Azol;Prontosil album, Prontylin
Nama Kimia: Streptozid-4-Aminobenzensulfonamid
BM 172.2
Rumus Bangun
Pemerian: Serbuk kristal putih. Pada pemanasan serbuk kering dapat berubah menjadi
ungu-biru dan kadang memproduksi anilin dan amonia. Titik didih sekitar 165°.
Kelarutan: 1:170 dalam air, 1:37 dalam etanol dan 1:5 dalam aseton, praktis tidak
larut dalam kloroform dan eter, larut dalam HCl dan larutan hidroksida alkali
Konstanta disosiasi: pKa10.6
(20°).
Koefisien Partisi: Log P(oktanol/air), −0.6.
Reaksi
·
Reaksi Warna
Koniferil Alkohol—oranye;
Tembaga Sulfat (Metode 1)—biru;
Koppanyi–Zwikker Test—biru-ungu;
Merkuri Nitrat—hitam
2. Sulfasomidin (Elkosin)
Rumus Struktur C12H14N4O2S
Sinonim: Sulfa–isodimerazin; Sulfaisodimidin; Sulfasomidin; Sulfasomidin.
Sulfadimetilpirimidin yang biasa digunakan yaitu
sulfasomidin dan terkadang digunakan sulfadimidin.
Nama Dagang: Aristamid; Domain; Elkosin; Elkosil; Elkosin(e).
Nama Kimia:4-Amino-N-(2,6–dimetil–4–pirimidinil)benzensulfonamid
BM 278.3
Rumus Bangun
Pemerian: kristal atau hablur putih atau
krem-putih yang lambat laun menjadi gelap jika terpapar cahaya.
Titik Lebur: 243°C
Kelarutan: larut dalam air, kloroform dan eter, sukar larut dalam etanol dan aseton,
larut dan asam mineral encer dan larutan hidroksi alkali.
Konstanta Disosiasi: pKa 7,5 (27°).
Koefisien Partisi: Log P (oktanol/air) −0.3
Reaksi
a. Reaksi Warna
·
Koniferil
alkohol—oranye
·
Tembaga (Metode
1)—hijau
·
Koppanyi–Zwikker
Test—biru-violet (transient)
·
Merkuri
nitrat—hitam
·
Asam
Nitrat—kuning
b. Reaksi Roux
Pereaksi dan cara pereaksi lihat di atas.
Hasil: ungu coklat hitam – hitam kotor
c. Reaksi Erlich
Pereaksi dan cara reaksi lihat di atas.
Hasil: Kuning (+) Elkosin
d. Reaksi korek api
Zat + HCl encer lalu kedalamnya dicelupkan korek api, maka
timbul warna jingga sampai jingga kuning. Asam sulfanilat : Kuning
e. Indofenol
Pereaksi dan cara reaksi: lihat di atas
Hasil: Coklat
f. Reaksi Vanilin
Cara reaksi: lihat di atas
Hasil: kuning atau hijau muda
g. Reaksi dengan CuSO4
Pereaksi dan cara reaksi lihat di atas
Hasil: hijau (terang).
h. Reaksi Kristal
·
Sublimasi
·
Mayer
·
Etanol-air
·
Dragendorf
·
Aceton-air
3. Sulfamethizol
Rumus Struktur C9H10N4O2S2
Sinonim: Sulfametilthiadiazol.
Nama Dagang : Famet; Luco-Oph; Lucosil; Methazol; Renisul; Rufol; Salimol; Sulfapyelon;
Thidicur; Thiosulfil; Urolex; Urolucosil.
Nama Kimia: 4-Amino-N-(5–metil–1,3,4–thiadiazol–2–yl)benzenesulfonamide
BM 270.3
Rumus Bangun
Pemerian: Kristal tak berwarna atau putih
hingga krem-serbuk kristal putih.
Titik lebur 208° C.
Kelarutan: larut 1:2000 air, 1:30 etanol,
1:40 metanol, 1: 10 hingga 1:13 dari aseton, 1:1370 eter, dan 1:2800 kloroform,
larut dalam larutan alkali hidroksida dan larut dalam asam mineral.
Konstanta Disosiasi:pKa5.5 (25°).
Koefisien Partisi:Log P(oktanol/pH 7.5), –1.1; (oktanol/air), 0.5.
Reaksi
a. Reaksi Warna
1.
Koniferil
alkohol—oranye
2.
Tembaga (Metode
1)—hijau
3.
Koppanyi–Zwikker
Test—merah-violet (transient)
4.
Merkuri
nitrat—hitam
5.
Asam
Nitrat—kuning
6.
b. Reaksi Roux
Pereaksi dan cara reaksi lihat di atas.
Hasil: hijau lemah-hijau coklat
c. p-DAB-HCl
Pereaksi dan cara reaksi lihat di atas.
Hasil: warna yang timbul adalah kuning jingga
d. Indofenol
Cara reaksi lihat di atas
Thidicur : hijau muda-kuning
e. Reaksi KbrO3
Cara reaksi lihat di atas
Hasil: kuning coklat
f. Reaksi Diazotasi
Zat + 2 tts HCl 2 N dan air : + NaOH dan teteskan larutan
0,1 g beta-naftol dalam 2 ml NaOH, endapan jingga kemudian merah darah. Kalau
yang dipakai alfa naftol : merah ungu.
g. Pirolisa : coklat + gas SO2
h. Zat + NaOH + air + CuSO4à hijau-hitam
i. Reaksi Kristal
1.
pDAB-HCl
2.
Aseton-air
3.
Dragendorf
C. Sulfonamida Medium Acting
1. Reaksi-Reaksi Identifikasi
f. Tembaga sulfat
e.
Koniferil alkohol (reaksi untuk amin aromatik primer)
Reagen : Panaskan 0,1 g koniferil
alkohol sampai melebur (T.L. 74oC) larutkan dalam 3 mL etanol dan
diencerkan dengan etanol ad 10 mL.
Metode : Teteskan larutan sampel
pada kertas saring, tambahkan 1 tetes reagen dan diberi uap HCl.
(+) : Warna jingga
mengindikasikan adanya amin aromatik primer yang terikat secara langsung pada
cincin benzen.
Metode : Larutkan sampel dalam 0,1 M NaOH dan tambahkan 1% (b/v) larutan tembaga
sulfat sampai larutan berubah sempurna.
(+) : Timbul warna hijau, biru atau cokelat mengindikasikan adanya sulfonamida.
g. Tes Koppanyi–Zwikker
Reagen : Larutan
1% (b/v) kobalt nitrat dalam etanol.
Sulfonamida
Metode : Larutkan sampel dalam 1 mL etanol, tambahkan 1 tetes reagen diikuti dengan
10 mikroL larutan pirolidin dan campuran diaduk.
(+) : Warna ungu, yang
mengandung strukutur berikut :
1.
Imida, (misalnya
barbiturat, glutetimida, oksipenisatin, dan sakarin)
h.
Merkuri nitrat (reaksi umum golongan mirip barbiturat)
Reagen : jenuhkan larutan merkuri nitrar dengan penambahan
serbuk natrium bikarbonat sampai menghasilkan gas dan endapan terbentuk
berwarna kuning. Endapan kemudian berubah warna menjadi cokelat muda. Reagen
harus dibuat segar.
Metode : Larutkan sampel dalam etanol + 1 tetes reagen, kocok dan amati selama 2
menit.
(+) : Warna abu-abu
gelap atau hitam
Sulfadiazin
Sulfadiazin, sulfamezhatin, sulfamerazin, sulfametoksazol,
sulfafenazol
Rumus Bangun
Pemerian
Putih, putih kekuningan, atau pink hampir putih berbentuk
kristal atau hablur, lambat laun menjadi gelap jika terpapar cahaya.
Reaksi Warna :
·
Koniferil alkohol
à Jingga
·
Cuprum sulfat
(metode 1) à Violet-Coklat
·
Reaksi
Koppanyi-Zwikker à Violet-Pink
·
Merkuri nitrat à
Hitam
Reaksi Kristal
Asam Pikrat, bouchardat, dragendorf, aseton air
3. Sulfamethoksazol
Pemerian
.Kristal putih sampai putih-kekuningan.
Reaksi Warna
·
Koniferil alkohol
à jingga
·
tembaga sulfat à
hijau
·
Tes
Koppanyi-Zwikker à biru-violet
·
merkuri nitrat à
hitam
Reaksi Kristal
Fe complex, sublimasi ,aseton-air, asam pikrat
4. Sulfafenazole
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk kristal putih. Ketika dipanaskan bubuk menjadi
cokelat; ketika dipanaskan lebih jauh, akan menghasilkan asap kekuningan yang
berbau sulfur dioksida.
Reaksi Warna
- Koniferil alkohol à jingga
- tembaga sulfat à biru
- tes Koppanyi-zwikker à biru-violet
- merkuri nitrat à hitam
- asam nitrat à kuning.
Reaksi Kristal
Fe complex, sublimasi ,aseton-air, asam pikrat
5. Sulfamerazin
Rumus Bangun
Pemerian
Putih atau putih kekuningan serbuk kristal yang lambat laun
akan menjadi gelap jika terpapar cahaya.
Reaksi Warna
- Koniferil alkohol à Jingga
- Cuprum sulfat (metode 1) à Hijau lalu menjadi Coklat
- Reaksi Koppanyi-Zwikker à Pink
- Merkuri nitrat à Hitam
Reaksi Kristal
Sublimasi, aseton-air, asam pikrat, dragendorf, bouchardat,
Fe complex.
C. Sulfonamida Long Acting
1. Sulfamethoksipiridazin
Pemerian
Serbuk Kristal putih sampai kekuningan, tidak berbau, tidak
berasa.
Reaksi
Reaksi warna
- Reaksi dengan CuSO4
Caranya: zat dalam tabung reaksi +2ml air dipanaskan sampai
mendidih + NaOH 2 tetes, setelah dingin + 1 tetes CuSO4 + 1 tetes
HCl encer ad netral atau asam lemah (indicator congored, tetap warna merah)à
coklat kehijauan
- Reaksi dengan AgNO3 àhitam
- Reaksi dengan HNO3àkuning
2. Sulfadoksin
Pemerian
Serbuk kristal putih.
Reaksi
·
Reaksi warna
1.
Reaksi dengan
CuSO4 → hijau
2.
Reaksi p-DAB-HCl
(p-DAB 1gram+ HCl encer 10 ml+ aqua ad 100 ml)à (+)
Caranya: zat padat pada plat tetes + 2 tetes pereaksià
jingga merah
1.
Reaksi dengan
AgNO3 àhitam
2.
Reaksi dengan HNO3àkuning
3. Sulfametoprazin
Rumus Bangun
Pemerian
Serbuk kristal putih sampai kekuningan.
Reaksi
·
Reaksi warna
1.
Reaksi dengan
CuSO4à hijau
2.
Reaksi dengan
AgNO3 àhitam
3.
Reaksi dengan HNO3àkuning
4.
Sulfadimethoxine
Pemerian
Serbuk kristal putih sampai kekuningan.
Reaksi
·
Reaksi warna
1.
Reaksi dengan
CuSO4 à hijau
2.
Reaksi dengan
AgNO3 àhitam
3.
Reaksi dengan HNO3àkuning
E. Sulfonamida Penggunaan Lokal
1. Sulfasetamid
Pemerian
Bubuk Kristal putih, kuning muda, tak berbau, rasa asam
keasinan lemah
Reaksi
a. Reaksi Roux
Sulfacetamid (di atas plat tetes) + 1 tetes pereaksi Roux,
aduk dengan batang pengaduk à warna hijau zamrud
b. Reaksi Erlich dengan p-DAB-HCl
Sulfacetamid (di atas plat tetes) + 1-2 tetes p-DAB-HCl à
warna hijau tua segera menjadi kuning jingga
c. Reaksi dengan KBrO3
Sulfacetamid + 1mL H2SO4 4N + 1 tetes
KBrO3 jenuh à kuning jingga-coklat tua
d. Reaksi Indophenol
Panaskan zat 50-100 mg dalam tabung reaksi + 2ccair sampai
mendidih lalu segera tambahkan 2 tetes NaOH dan 2 ml Kaporit + 1 tetes fenol
liq. Segar à hijau tua segera
e. Esterifikasi
Zat + etanol + H2SO4 pekat à etil
asetat (bau cutex)
f. Reaksi dengan CuSO4
Zat dalam tabung reaksi + 2 mL air dipanaskan hingga
mendidih + 2 tetes NaOH, setelah dingin + 1 tetes CuSO4 + 1 tetes
HCl encer sampai netral atau asam lemah (indicator congo red, tetap merah) à
negatif (tidak terbentuk endapan)
g. Pyrolisa
Zat à warna kuning, bau aniline + NH3
Zat + HCl à sulfanilamide (lakukan tes sulfanilamide)
h. Reaksi Kristal
v 10mg zat + 1ml HCL 0,5N + CuO ammoniak à lihat
mikroskop
v Dengan p-DAB-HCl
v Dengan aseton-air
v Dengan asam pikrat
v Sublimasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar