2.1 Lipid
2.1.1
Definisi
Lipid
Lipid
adalah Senyawa yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang umumnya
hidrofobik yaitu tidak larut dalam air, tetapi cenderung larut dalam pelarut
organik seperti eter dan kloroform (Sacher dan MCPherson, 2004)
Lipid
merupakan substansi yang tampak seperti lilin dan tidak larut dalam air. Lipid
yang terdapat dalam zat makanan umumnya terdiri dari gabungan tiga gugus asam
lemak dengan gliserol (Iman Soeharto, 2004).
2.1.2
Fungsi
Lipid
Lipid merupakan unsur yang diperlukan tubuh untuk
menyediakan asam linoleat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan menyehatkan
kulit. Lemak juga membantu melarutkan beberapa vitamin yang tidak bisa larut
dalam air yaitu vitamin A, D, E, K. Selain itu fungsi lipid antara lain:
a. Sebagai
sumber energi
b. Melindungi
oragan-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan
c. Untuk
pembentukan membran sel
d. Menambah
citra rasa dalam makanan
e. Sebagai
precursor (pendahulu) dari prostaglandir yang berperan mengatur tekanan darah,
denyut jantung dan lipolisis (Slamet Suyono, 1996).
2.1.3 Metabolisme Lipid
Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh
manusia, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme secara
umum. Lipid tumbuhan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dan sedikit
senyawa sterol. Asam lemak tak jenuh tersebut tidak dapat disintesis dalam
tubuh, maka harus selalu ada dalam diet. Asam lemak dalam plasma diperoleh dari
lipolisis dalam jaringan lemak dan dari kerja lipoprotein pada kilomikron dan
VLDL. Asam lemak tersebut oleh jaringan digunakan untuk sintesis lemak dan juga
untuk menyediakan energi pada proses metabolisme lipid.
Lemak
di dalam bahan makanan tidak mengalami pemecahan di dalam rongga mulut, karena
tidak ada enzim yag dapat memecahnya. Di dalam duodenum lemak di pecah oleh
enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Asam lemak berantai karbon
panjang tidak larut di dalam air, tetapi membentuk ikatan kompleks dengan garam
empedu yang membuatnya menjadi dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon
pendek lebih mudah larut di dalam air,
sehingga lebih mudah di serap melalui dinding epitel saluran pencernaan.
Sekresi
cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi
mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan asam lemak hasil
pencernaan menjadi butir-butir halus yang dapat menembus epitel usus, masuk ke
dalam limfa jaringan (Achmad Djaeni, 2000).
a.
Metabolisme Kolesterol
Sumber
kolesterol bagi tubuh ada dua, pertama dari dalam makanan yang kita makan,
kedua dari hati yang mensisntesis kolesterol. Tetapi sebagian besar kolesterol
dalam tubuh diproduksi oleh hati dan diangkut di dalam plasma terutama sebagai
LDL. Kolesterol mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh diantaranya :
·
Merupakan zat esensial untuk membran sel
dan membuat kulit kedap air.
·
Merupakan bahan pokok pembentukan garam
empedu yang diperlukan untuk pencernaan makanan.
·
Merupakan bahan baku untuk pembentukan
hormon steroid.
Kolesterol
diserap dari usus dan menjadi satu dengan kilomikron yang dibentuk dalam
mukosa. Sisa kilomikron akan membawa kolesterol ke hati, dimana hati juga
membentuk kolesterol. Sebagian kolesterol hati di ekskresikan dalam empedu,
sebagian diekskresikan menjadi sterol netral dalam feses.
Kebanyakan
kolesterol dalam makanan diperoleh dari kuning telur dan lemak hewani. Kadar
kolesterol normal baik pada pria maupun wanita, yaitu <200 mg/dl (Iman
Soeharto, 2001).
b.
Metabolisme Trigliserida
Trigliserida
yang dibentuk di dalam hati berasal dari lipid yang kita makan, atau dari
karbohidrat dan di simpan sebagai lemak dibawah kulit dan organ-organ lain.
Setiap jumlah lemak dan karbohidrat makaan yang tidak langsung digunakan akan
disimpan di jaringan adiposa dibawah kulit dalam bentuk trigliserida. Bila
diperlukan, trigliserida akan di hidrolisis menjadi asam lemak bebas dan
gliserol. Pada umumnya, hanya 3% dari jumlah glukosa makanan yang dapat
disimpan sebagai glikogen hati dan otot, 30% disimpan sebagai trigliserida dan
67% langsung dibakar sebagai sumber energi. Kadar trigliserida dalam darah yang
diinginkan maksimal 150 mg/dl baik pada pria maupun wanita (Iman Soeharto,
2001).
c.
Metabolisme Fosfolipid
Fosfolipid
adalah senyawa lemak yang yang mengandung gugus fosfat. Ada tiga jenis
fosfolipid dalam tubuh yaitu Sphingomyelin, Lechtin, dan Cephalin. Fosfolipid
adalah penyusun membran sel. Semua sel sanggup mensintesa fosfolipid, tetapi
bagian terbesar dari fosfolipid dalam peredaran berasal dari hati dan selaput
lendir usus. Fosfolipid yang beredar berperan penting sebagai donor gugusan
fosfat pada metabolisme intrasel dan sebagai zat esensial dalam koagulasi
darah. Kadar fosfolipid plasma biasanya meninggi bersama dengan meningkatnya
kadar kolesterol. Fosfolipid mempunyai sifat sebagai zat pengemulsi, oleh
karena itu fosfolipid juga berperan sebagai karier asam-asam lemak dalam darah.
Semua sel mengandung fosfolipid, tetapi sel-sel yang mempunyai aktivitas
metabolis seperti misalnya sel-sel otak, hati dan jaringan saraf mempunyai
konsentrasi fosfolipid yang tinggi. Meskipun makanan mengandung sedikit
fosfolipid, tetapi tubuh mampu mensintesis fosfolipid dalam jumlah cukup
sehingga zat ini dianggap sebagai zat esensial (Sacher dan McPherson, 2004).
2.1.4
Lipid
Plasma
Lipid
yang penting dalam klinik adalah Trigliserida, fosfolipid, kolesterol, dan FFA
(Free Fatty Acid) yang dibebaskan ke dalam plasma oleh lemak jaringan diantara
waktu makan dan selama berpuasa, serta digunakan sebagai bahan bakar terutama
oleh jaringan otot dan jatung.
Kolesterol,
Trigliserida dan fosfolipid berkaitan dengan protein membentuk lipoprotein
dapat larut dalam darah dan diserap di lumen usus lalu dikirim ke seluruh
jaringan tubuh (Slamet Suyono, 1996).
2.1.5 Sistem Transport Lipid Plasma
Pengangkutan
sejumlah besar zat lipoprotein (lipid) dalam lingkungan air (plasma darah)
sangat penting karena lipid bertanggung jawab
terhadap pemakaian energi tubuh. Proses pengangkutan itu dilakukan dengan
mengikat lipid non polar (triasgliserol dan ester kolesterol) dengan lipid yang
lebih polar (fosfolipid dan kolesterol) dan selanjutnya menggabungkan dengan
protein untuk membentuk kompleks lipoprotein yang hidrofilik. Dengan cara
inilah trigliserida yang berasal dari penyerapan lemak diusus atau dari hati di
transport dalam darah sebagai kilomikron atau VLDL.
Lemak
dilepaskan dari jaringan adiposa dalam bentuk lemak bebas, dimana asam lemak
bebas dalam darah menyusun komplek-komplek dengan albumin tetapi hanya sedikit
sekali asam lemak bebas yang ada dalam darah sedangkan trigliserida,
kolesterol, dan fosfolipid paling banyak terdapat dalam serum.
Lemak
yang dikonsumsi akan dicerna dan diserap (absorpsi) oleh usus. Lewat dinding
usus, lemak akan masuk ke dalam aliran darah menuju ke hati. Salah satu dari
kompleks lipoprotein yaitu lipoprotein kerapatan rendah (low density lipoprotein-LDL) bertugas mengangkut kolesterol dari
hati ke jaringan. Sementara itu, transport balik kolesterol dan fosfolipid dari
jaringan ke dalam hati di lakukan oleh lipoprotein kerapatan tinggi (high density lipoprotein-HDL) (Murray,
2003).
2.1.6
Jalur
Pengangkutan Lemak dalam Darah
Lemak
dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur
endogen.
a.
Jalur eksogen
Trigliserida
& kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk
partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Kilomikron ini akan
membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron tadi
mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam
lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan
lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan
energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati
diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi
seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian
lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme
menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke
jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang
tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati.
Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut
HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah (Smaolin,
1997).
b.
Jalur endogen
Pembentukan
trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung
karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak,
kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah
dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan
dimetabolisme oleh enzim lipoproptein lipase menjadi IDL (Intermediate Density
Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL
(Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari
kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini
bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak
diperlukan akan dilepaskan kedalam darah, dimana-mana pertama-tama akan
berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang
kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah
LDL-kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL-kolesterol disebut lemak “baik”.
Sehingga rasio keduanya harus seimbang (Smaolin, 1997).
2.1.7
Lipoprotein
Lemak
bersifat tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lemak memerlukan suatu
alat pengangkut khusus yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein
agar dapat bersirkulasi di dalam darah. Ikatan antara apoprotein dengan lemak
yang diangkut disebut dengan lipoprotein (Anonim, 1996).
Asan
lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil didalam darah dan umumnya
berikatan secara longgar dengan albumin. Komponen-komponen lipid utama yang
dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid.
Ketiganya terdapat dan di angkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu
kompleks makromolekul dari lipid dan protein khusus (apolipoprotein) yang
membantu pengemasan, kelarutan, dan metabolisme lemak (Sacher dan McPherson,
2004).
Lipid
dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan
berbagai golongan apoprotein. Apoprotein ini membantu kelarutan lipid serta
mengangkutnya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk
apolipoprotein (Sacher dan McPherson, 2004).
2.1.8 Fraksi-Fraksi Lipoprotein
Lemak
murni mempunyai densitas yang lebih rendah dari pada air, karena itu semakin
tinggi proporsi lipid terhadap protein didalam lipoprotein densitasnya semakin
menurun. Sifat ini dipakai untuk memisahkan berbagai lipoprotein didalam plasma
darah dengan cara ultrasentifugasi. Dari pemisahan tersebut diperoleh komposisi
fraksi lipoprotein yang berlainan (Murray, 2003).
Menurut
kandungan lipidnya, ada beberapa fraksi lipoprotein yaitu:
a.
Kilomikron
Merupakan
lipoprotein yang terbesar. Dibentuk dalam mukosa usus pada penyerapan asam
lemak berantai panjang kedalam saluran limfe. Komponen utama dalam kilomikron
adalah trigliserida eksogen yang berasal dari makanan.
Kilomikron
bertanggung jawab atas pengangkutan semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi
darah. Kilomikron mengalir ke dalam ruang antar sel usus dan akhirnya ke dalam
sistem limfatik. Kilomikron sisa akan diambil oleh hati lewat endositosis yang
diperantarai reseptor, akan dihidrolisis dan dimetabolisasi (Murray, 2003).
b.
VLDL
VLDL
disebut juga pre beta lipoprotein. VLDL berfungsi untuk mengangkut sebagian
besar trigliserida endogen yang berasal dari hati dan asam lemak bebas.
Peningkatan sekresi VLDL dapat meningkatkan kadar LDL dalam plasma selain
dipicu dari penurunan katabolisme LDL (Greenspan dan Baxter, 2000).
c.
LDL
Lipoprotein
berdensitas rendah ini disebut juga beta lipoprotein, terutama mengandung
kolesterol, disertai protein karier (apo B) dan fosfolipid serta sedikit
trigliserida.
LDL
dibentuk dari katabolisme VLDL oleh kerja lipoprotein lipase. LDL berfungsi
mengangkut sebagian besar (70%) kolesterol darah dari hati ke jaringan perifer.
Tubuh membutuhkan kolesterol antara lain untuk tumbuh dan berkembangnya sel-sel
tubuh tetapi tetap dalam batasannya, oleh karena itu harus ada dalam diet.
Tetapi bila kandungannya dalam darah tinggi akan berakibat kadar LDL tinggi
(Iman Soeharto, 2004).
d.
HDL
Lipoprotein
berdensitas tinggi ini disebut juga Alpha-lipoprotein. HDL dibentuk di dalam
hati dan berfunsi untuk mengangkut kelebihan kolesterol yang tidak dapat
digunakan dalam jaringan perifer kembali ke hati untuk diubah menjadi asam
empedu. Komponen utama HDL adalah protein. Bila HDL rendah maka kolesterol akan
dideposit pada jaringan arteri (Murray, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar