Sabtu, 19 September 2015

LIPIDA



2.1  Lipid
2.1.1   Definisi Lipid
Lipid adalah Senyawa yang mengandung karbon, hidrogen dan oksigen yang umumnya hidrofobik yaitu tidak larut dalam air, tetapi cenderung larut dalam pelarut organik seperti eter dan kloroform (Sacher dan MCPherson, 2004)
Lipid merupakan substansi yang tampak seperti lilin dan tidak larut dalam air. Lipid yang terdapat dalam zat makanan umumnya terdiri dari gabungan tiga gugus asam lemak dengan gliserol (Iman Soeharto, 2004).
2.1.2   Fungsi Lipid
Lipid merupakan unsur yang diperlukan tubuh untuk menyediakan asam linoleat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan menyehatkan kulit. Lemak juga membantu melarutkan beberapa vitamin yang tidak bisa larut dalam air yaitu vitamin A, D, E, K. Selain itu fungsi lipid antara lain:
a.       Sebagai sumber energi
b.      Melindungi oragan-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan atau goncangan
c.       Untuk pembentukan membran sel
d.      Menambah citra rasa dalam makanan
e.       Sebagai precursor (pendahulu) dari prostaglandir yang berperan mengatur tekanan darah, denyut jantung dan lipolisis (Slamet Suyono, 1996).

2.1.3   Metabolisme Lipid
   Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Lipid tumbuhan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh dan sedikit senyawa sterol. Asam lemak tak jenuh tersebut tidak dapat disintesis dalam tubuh, maka harus selalu ada dalam diet. Asam lemak dalam plasma diperoleh dari lipolisis dalam jaringan lemak dan dari kerja lipoprotein pada kilomikron dan VLDL. Asam lemak tersebut oleh jaringan digunakan untuk sintesis lemak dan juga untuk menyediakan energi pada proses metabolisme lipid.
Lemak di dalam bahan makanan tidak mengalami pemecahan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yag dapat memecahnya. Di dalam duodenum lemak di pecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi pankreas. Asam lemak berantai karbon panjang tidak larut di dalam air, tetapi membentuk ikatan kompleks dengan garam empedu yang membuatnya menjadi dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek lebih mudah larut  di dalam air, sehingga lebih mudah di serap melalui dinding epitel saluran pencernaan.
Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan menjadi butir-butir halus yang dapat menembus epitel usus, masuk ke dalam limfa jaringan (Achmad Djaeni, 2000).
a.       Metabolisme Kolesterol
Sumber kolesterol bagi tubuh ada dua, pertama dari dalam makanan yang kita makan, kedua dari hati yang mensisntesis kolesterol. Tetapi sebagian besar kolesterol dalam tubuh diproduksi oleh hati dan diangkut di dalam plasma terutama sebagai LDL. Kolesterol mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh diantaranya :
·           Merupakan zat esensial untuk membran sel dan membuat kulit kedap air.
·           Merupakan bahan pokok pembentukan garam empedu yang diperlukan untuk pencernaan makanan.
·           Merupakan bahan baku untuk pembentukan hormon steroid.
Kolesterol diserap dari usus dan menjadi satu dengan kilomikron yang dibentuk dalam mukosa. Sisa kilomikron akan membawa kolesterol ke hati, dimana hati juga membentuk kolesterol. Sebagian kolesterol hati di ekskresikan dalam empedu, sebagian diekskresikan menjadi sterol netral dalam feses.
Kebanyakan kolesterol dalam makanan diperoleh dari kuning telur dan lemak hewani. Kadar kolesterol normal baik pada pria maupun wanita, yaitu <200 mg/dl (Iman Soeharto, 2001).
b.      Metabolisme Trigliserida
Trigliserida yang dibentuk di dalam hati berasal dari lipid yang kita makan, atau dari karbohidrat dan di simpan sebagai lemak dibawah kulit dan organ-organ lain. Setiap jumlah lemak dan karbohidrat makaan yang tidak langsung digunakan akan disimpan di jaringan adiposa dibawah kulit dalam bentuk trigliserida. Bila diperlukan, trigliserida akan di hidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pada umumnya, hanya 3% dari jumlah glukosa makanan yang dapat disimpan sebagai glikogen hati dan otot, 30% disimpan sebagai trigliserida dan 67% langsung dibakar sebagai sumber energi. Kadar trigliserida dalam darah yang diinginkan maksimal 150 mg/dl baik pada pria maupun wanita (Iman Soeharto, 2001).
c.       Metabolisme Fosfolipid
Fosfolipid adalah senyawa lemak yang yang mengandung gugus fosfat. Ada tiga jenis fosfolipid dalam tubuh yaitu Sphingomyelin, Lechtin, dan Cephalin. Fosfolipid adalah penyusun membran sel. Semua sel sanggup mensintesa fosfolipid, tetapi bagian terbesar dari fosfolipid dalam peredaran berasal dari hati dan selaput lendir usus. Fosfolipid yang beredar berperan penting sebagai donor gugusan fosfat pada metabolisme intrasel dan sebagai zat esensial dalam koagulasi darah. Kadar fosfolipid plasma biasanya meninggi bersama dengan meningkatnya kadar kolesterol. Fosfolipid mempunyai sifat sebagai zat pengemulsi, oleh karena itu fosfolipid juga berperan sebagai karier asam-asam lemak dalam darah. Semua sel mengandung fosfolipid, tetapi sel-sel yang mempunyai aktivitas metabolis seperti misalnya sel-sel otak, hati dan jaringan saraf mempunyai konsentrasi fosfolipid yang tinggi. Meskipun makanan mengandung sedikit fosfolipid, tetapi tubuh mampu mensintesis fosfolipid dalam jumlah cukup sehingga zat ini dianggap sebagai zat esensial (Sacher dan McPherson, 2004).

2.1.4   Lipid Plasma
Lipid yang penting dalam klinik adalah Trigliserida, fosfolipid, kolesterol, dan FFA (Free Fatty Acid) yang dibebaskan ke dalam plasma oleh lemak jaringan diantara waktu makan dan selama berpuasa, serta digunakan sebagai bahan bakar terutama oleh jaringan otot dan jatung.
Kolesterol, Trigliserida dan fosfolipid berkaitan dengan protein membentuk lipoprotein dapat larut dalam darah dan diserap di lumen usus lalu dikirim ke seluruh jaringan tubuh (Slamet Suyono, 1996).
2.1.5   Sistem Transport Lipid Plasma
Pengangkutan sejumlah besar zat lipoprotein (lipid) dalam lingkungan air (plasma darah) sangat penting karena lipid bertanggung  jawab terhadap pemakaian energi tubuh. Proses pengangkutan itu dilakukan dengan mengikat lipid non polar (triasgliserol dan ester kolesterol) dengan lipid yang lebih polar (fosfolipid dan kolesterol) dan selanjutnya menggabungkan dengan protein untuk membentuk kompleks lipoprotein yang hidrofilik. Dengan cara inilah trigliserida yang berasal dari penyerapan lemak diusus atau dari hati di transport dalam darah sebagai kilomikron atau VLDL.
Lemak dilepaskan dari jaringan adiposa dalam bentuk lemak bebas, dimana asam lemak bebas dalam darah menyusun komplek-komplek dengan albumin tetapi hanya sedikit sekali asam lemak bebas yang ada dalam darah sedangkan trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid paling banyak terdapat dalam serum.
Lemak yang dikonsumsi akan dicerna dan diserap (absorpsi) oleh usus. Lewat dinding usus, lemak akan masuk ke dalam aliran darah menuju ke hati. Salah satu dari kompleks lipoprotein yaitu lipoprotein kerapatan rendah (low density lipoprotein-LDL) bertugas mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan. Sementara itu, transport balik kolesterol dan fosfolipid dari jaringan ke dalam hati di lakukan oleh lipoprotein kerapatan tinggi (high density lipoprotein-HDL) (Murray, 2003).
2.1.6   Jalur Pengangkutan Lemak dalam Darah
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen.
a.       Jalur eksogen
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen & membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah (Smaolin, 1997).
b.      Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoproptein lipase menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol yang tidak diperlukan akan dilepaskan kedalam darah, dimana-mana pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-kolesterol disebut lemak “jahat” dan HDL-kolesterol disebut lemak “baik”. Sehingga rasio keduanya harus seimbang (Smaolin, 1997).
2.1.7   Lipoprotein
Lemak bersifat tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lemak memerlukan suatu alat pengangkut khusus yaitu apoprotein yang merupakan salah satu jenis protein agar dapat bersirkulasi di dalam darah. Ikatan antara apoprotein dengan lemak yang diangkut disebut dengan lipoprotein (Anonim, 1996).
Asan lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil didalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan albumin. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan di angkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul dari lipid dan protein khusus (apolipoprotein) yang membantu pengemasan, kelarutan, dan metabolisme lemak (Sacher dan McPherson, 2004).
Lipid dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan apoprotein. Apoprotein ini membantu kelarutan lipid serta mengangkutnya dari saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolipoprotein (Sacher dan McPherson, 2004).
2.1.8   Fraksi-Fraksi Lipoprotein
Lemak murni mempunyai densitas yang lebih rendah dari pada air, karena itu semakin tinggi proporsi lipid terhadap protein didalam lipoprotein densitasnya semakin menurun. Sifat ini dipakai untuk memisahkan berbagai lipoprotein didalam plasma darah dengan cara ultrasentifugasi. Dari pemisahan tersebut diperoleh komposisi fraksi lipoprotein yang berlainan (Murray, 2003).
Menurut kandungan lipidnya, ada beberapa fraksi lipoprotein yaitu:
a.       Kilomikron
Merupakan lipoprotein yang terbesar. Dibentuk dalam mukosa usus pada penyerapan asam lemak berantai panjang kedalam saluran limfe. Komponen utama dalam kilomikron adalah trigliserida eksogen yang berasal dari makanan.
Kilomikron bertanggung jawab atas pengangkutan semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi darah. Kilomikron mengalir ke dalam ruang antar sel usus dan akhirnya ke dalam sistem limfatik. Kilomikron sisa akan diambil oleh hati lewat endositosis yang diperantarai reseptor, akan dihidrolisis dan dimetabolisasi (Murray, 2003).
b.      VLDL
VLDL disebut juga pre beta lipoprotein. VLDL berfungsi untuk mengangkut sebagian besar trigliserida endogen yang berasal dari hati dan asam lemak bebas. Peningkatan sekresi VLDL dapat meningkatkan kadar LDL dalam plasma selain dipicu dari penurunan katabolisme LDL (Greenspan dan Baxter, 2000).
c.       LDL
Lipoprotein berdensitas rendah ini disebut juga beta lipoprotein, terutama mengandung kolesterol, disertai protein karier (apo B) dan fosfolipid serta sedikit trigliserida.
LDL dibentuk dari katabolisme VLDL oleh kerja lipoprotein lipase. LDL berfungsi mengangkut sebagian besar (70%) kolesterol darah dari hati ke jaringan perifer. Tubuh membutuhkan kolesterol antara lain untuk tumbuh dan berkembangnya sel-sel tubuh tetapi tetap dalam batasannya, oleh karena itu harus ada dalam diet. Tetapi bila kandungannya dalam darah tinggi akan berakibat kadar LDL tinggi (Iman Soeharto, 2004).

d.      HDL
Lipoprotein berdensitas tinggi ini disebut juga Alpha-lipoprotein. HDL dibentuk di dalam hati dan berfunsi untuk mengangkut kelebihan kolesterol yang tidak dapat digunakan dalam jaringan perifer kembali ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Komponen utama HDL adalah protein. Bila HDL rendah maka kolesterol akan dideposit pada jaringan arteri (Murray, 2003).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar