Magnesium (Mg)
Magnesium adalah
unsur kedelapan yang paling berlimpah dan merupakan sekitar 2% dari berat kerak
bumi dan merupakan unsur yang paling banyak ketiga terlarut dalam air laut.
Magnesium sangat melimpah di alam dan ditemukan dalam bentuk mineral penting
didalam bebatuan, seperti dolomit, magnetit, dan olivin. Ini juga ditemukan
dalam air laut, air asin bawah tanah dan lapisan asin. Ini adalah logam
struktural ketiga yang paling melimpah di kerak bumi, hanya dilampaui oleh
aluminium dan besi. Amerika Serikat secara umum menjadi pemasok utama dunia
logam ini. Amerika Serikat memasok 45% dari produksi dunia, bahkan pada tahun
1995 Dolomit dan magnesit ditambang sampai sebatas 10 juta ton per tahun, di
negara-negara seperti Cina, Turki, Korea Utara, Slowakia, Austria, Rusia dan
Yunani.
Aplikasi senyawa
Magnesium digunakan sebagai bahan tahan api dalam lapisan dapur api untuk
menghasilkan logam (besi dan baja, logam nonferrous), kaca, dan semen. Dengan
kepadatan hanya dua pertiga dari aluminium, magnesium memiliki banyak aplikasi
dalam kasus di mana berat yang ringan sangat penting, yaitu dalam konstruksi
pesawat terbang dan rudal. Ia juga memiliki banyak kegunaan kimia dan sifat
metalurgi yang baik, sehingga membuatnya sesuai untuk berbagai aplikasi
non-struktural lainnya. Magnesium banyak digunakan dalam industri dan
pertanian. Kegunaan lain meliputi: penghapusan bentuk belerang besi dan baja,
pelat photoengraved dalam industri percetakan, mengurangi agen untuk
produksi uranium murni dan logam lainnya dari garamnya, fotografi senter, flare,
dan kembang api.
Magnesium adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12
serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang
membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak
pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran
(alloy) untuk membuat campuran lumunium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium". Magnesium merupakan salah
satu jenis logam ringan dengan karakteritik sama dengan aluminium tetapi
magnesium memiliki titik cair yang lebih rendah dari pada aluminium. Seperti
pada aluminium, magnesium juga sangat mudah bersenyawa dengan udara (Oksigen).
Perbedaannya dengan aluminium ialah dimana magnesium memiliki permukaan yang
keropos yang disebabkan oleh serangan kelembaban udara karena oxid film yang
terbentuk pada permukaan magnesium ini hanya mampu melindunginya dari udara yang
kering. Unsur air dan garam pada kelembaban udara sangat mempengaruhi ketahanan
lapisan oxid pada magnesium dalam melindunginya dari gangguan korosi. Untuk itu
benda kerja yang menggunakan bahan magnesium ini diperlukan lapisan tambahan perlindungan
seperti cat atau meni. Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110
N/mm2 dalam bentuk hasil pengecoran (Casting), angka kekuatan tarik ini
dapat ditingkatkan melalui proses pengerjaan. Magnesium bersifat lembut dengan
modulus elastis yang sangat rendah.
Magnesium memiliki
perbedaan dengan logam-logam lain termasuk dengan aluminium, besi tembaga dan
nikel dalam sifat pengerjaannya dimana magnesium memiliki struktur yang berada
didalam kisi hexagonal sehingga tidak mudah terjadi slip. Disamping itu,
presentase perpanjangannya hanya mencapai 5 % dan hanya mungkin dicapai melalui
pengerjaan panas.
A.
Sifat
Kimia Magnesium
a.
Magnesium
oksida merupakan oksida basa sederhana.
b.
Reaksi
dengan air:
MgO + H2O --> Mg(OH)2
c.
Reaksi
dengan udara: Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan.
d.
Reaksi
dengan Hidrogen: tidak bereaksi
e.
Reaksi
dengan klor:
M + X2 --> (dipanaskan) --> MX2 (garam)
B.
Sifat
mekanik Magnesium
Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3.
Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2 dalam bentuk hasil
pengecoran (Casting).
C.
Sifat
Fisik Magnesium
Tabel 2.1 Sifat fisik Magnesium
D.
Proses
Pembuatan Magnesium
Magnesium adalah elemen logam terbanyak
ketiga (2%) di kerak bumi setelah besi dan aluminium. Kebanyakan magnesium
berasal dari air laut yang mengandung 0,13% magnesium dalam bentuk magnesium
klorida. Pertama kali diproduksi pada tahun 1808, logam magnesium dapat didapat
dengan cara electrolitik atau reduksi termal. Pada metode elektrolisis, air
laut dicampur dengan kapur (kalsium hidroksida) dalam tangki pengendapan.Magnesium
hidroksida presipitat mengendap, disaring dan dicampur dengan asam
klorida.Larutan ini mengalami elektrolisis (seperti yang dilakukan pada
aluminium); agar eksploitasi menghasilkan logam magnesium, yang kemudian
dituang/dicor menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut ke dalam
berbagai bentuk.
Dalam metode reduksi thermal, batuan mineral
yang mengandung magnesium (dolomit, magnesit, dan batuan lainnya) dibagi dengan
reduktor (seperti ferrosilicon serbuk, sebuah paduan besi dan silikon), dengan
memanaskan campuran di dalam ruang vakum. Sebagai hasil reaksi ini, wujud uap
dari magnesium, dan uap tersebut mengembun menjadi kristal magnesium. Kristal ini
kemudian meleleh, halus, dan dituang menjadi batang logam untuk diproses lebih
lanjut ke dalam berbagai bentuk.
E.
Magnesium
dan aplikasinya
Magnesium (Mg) adalah logam teknik ringan
yang ada, dan memiliki karakteristik meredam getaran yang baik. Paduan ini
digunakan dalam aplikasi struktural dan non-struktural dimana berat sangat
diutamakan. Magnesium juga merupakan unsur paduan dalam berbagai jenis logam nonferro.
Paduan magnesium khusus digunakan di dalam pesawat terbang dan komponen rudal,
peralatan penanganan material, perkakas listrik portabel, tangga, koper,
sepeda, barang olahraga, dan komponen ringan umum. Paduan ini tersedia sebagai
produk cor/tuang (seperti bingkai kamera) atau sebagai produk tempa (seperti
kontruksi dan bentuk balok/batangan, benda tempa, dan gulungan dan lembar
plat). Paduan magnesium juga digunakan dalam percetakan dan mesin tekstil untuk
meminimalkan gaya inersia dalam komponen berkecepatan tinggi.
Karena tidak cukup kuat dalam bentuk yang
murni, magnesium dipaduankan dengan berbagai elemen untuk mendapatkan sifat
khusus tertentu, terutama kekuatan untuk rasio berat yang tinggi. Berbagai
paduan magnesium memiliki pengecoran, pembentukan, dan karakteristik permesinan
yang baik. Karena magnesium mengoksidasi dengan cepat (pyrophpric), ada resiko/bahaya
kebakaran, dan tindakan pencegahan yang harus diambil ketika proses permesinan,
grindling, atau pengecoran pasir magnesium. Meskipun demikian produk yang
terbuat dari magnesium dan paduannnya tidak menimbulkan bahaya kebakaran selama
penggunaannya normal. Sifat-sifat mekanik magnesium terutama memiliki kekuatan
tarik yang sangat rendah. Oleh karena itu magnesium murni tidak dibuat dalam
teknik. Paduan magnesium memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih baik serta
banyak digunakan Unsur-unsur paduan dasar magnesium adalah aluminium, seng dan mangan.
( Lukman, 2008)
Penambahan Al diatas 11%, meningkatkan
kekerasan, kuat tarik dan fluidity (keenceran) Penambahan seng
meningkatkan ductility (perpanjangan relative) dan castability (mampu tuang).
Penambahan 0,1 – 0,5 % meningkatkan ketahanan korosi. Penambahan sedikit
cerium, zirconium dan baryllium dapat membuat struktur butir yang halus dan
meningkatkan ductility dan tahan oksidasi pada peningkatan suhu.
Berdasarkan hasil analisis terhadap diagram keseimbangan paduan antara
magnesium-aluminium dan magnesium zincum, mengindikasikan bahwa larutan padat
dari magnesium-aluminium maupun magnesium zincum dapat meningkat sesuai dengan
peningkatan temperaturnya dimana masing-masing berada pada kadar yang sesuai sehingga
dapat “strengthening-heat treatment” melalui metoda pengendapan.
Hanya sedikit kadar “rare metal”
(logam langka) dapat memberikan pengaruh yang sama kecuali pada silver yang
sedikit membantu termasuk pada berbagai jenis logam paduan lain melalui “ageing”.
( Lukman, 2008)
1.
Magnesium
paduan tempa ( Wrought Alloys )
Magnesium paduan tempa dikelompokkan menurut
kadar serta jenis unsur paduannya yaitu :
a.
Magnesium
dengan 1,5 % Manganese
b.
Paduan
dengan aluminium , Seng serta manganese
c.
Paduan
dengan zirconium (paduan jenis ini mengandung kadar seng yang tinggi sehingga
dapat dilakukan proses perlakuan panas.
d.
Paduan
dengan Seng, zirconium dan thorium (creep resisting-alloys)
2.
Penandaan
paduan magnesium
Paduan
Magnesium ditetapkan sebagai berikut:
a.
Satu
atau dua huruf awalan, menunjukkan elemen paduan utama.
b.
Dua
atau tiga angka, menunjukkan persentase unsur paduan utama dan dibulatkan ke
desimal terdekat.
c.
Huruf
abjad (kecuali huruf I dan O) menunjukkan standar paduan dengan variasi kecil
dalam komposisi.
d.
Simbol
untuk sifat material, mengikuti sistem yang digunakan untuk paduan aluminium.
e.
Sebagai
contoh, ambil paduan AZ91C-T6:
1.
Unsur-unsur
paduan utama adalah aluminium (A sebesar 9%, dibulatkan) dan seng (Z sebesar
1%).
2.
Huruf
C, huruf ketiga dari alfabet, menunjukkan bahwa paduan ini adalah yang ketiga
dari satu standar (kemudian dari A dan B, yang merupakan paduan pertama dan
kedua yang standar, berturut-turut).
3.
T6
paduan menunjukkan bahwa larutan ini telah direaksikan dan masa artifiasial.
3.
Magnesium
paduan Cor (Cast Alloys)
Paduan
ini dapat dikelompokan kedalam :
a.
Paduan
dengan aluminium, zincum dan manganese. Paduan cor ini merupakan paduan yang
yang bersifat “heat tretable – alloys”.
b.
Paduan
dengan zirconium, zincum dan thorium, paduan dengan unsur zirconium dan thorium
merupakan paduan cor yang bersifat heat treatable dan creep
resisiting.
c.
Paduan
dengan zirconium dengan rare earth metal serta Silver merupakan
paduan cor yang dapat di-heat treatment.
d.
Paduan
dengan zirconium, beberapa dari paduan cor ini dapat di-heat treatment. (digilib.its.ac.id)
F.
Proses
perlakuan panas pada Magnesium Paduan
Jika Magnesium telah mengandung unsur paduan
dengan jenis dan kadar yang memadai dan memiliki sifat tertentu maka untuk
mencapai sifat yang dikehendaki dapat dipertimbangkan untuk kemungkinan dapat
diperbaiki serta penyempurnaan melalui proses perlakuan panas, akan tetapi
untuk peningkatan tegangannya hanya magnesium dengan unsur aumunium dan rare
metal yang memungkinkan dapat ditingkatkan, hal ini juga masih tergantung
pada kesesuaian dan ketepatan prosedur pelaksanaannya sehingga dapat dicapai
sifat yang sesuai dengan kebutuhan, untuk itu prosedur berikut merupakan bagian
dari pelaksanan perlakuan terhadap magnesium, antara lain:
1) Natural Ageing
2) Precipitation treatment
3)
Precipitation
without previus Solution treatment (Pengendapan tanpa pelarutan awal)
Dengan demikian bahan paduan ini harus
didinginkan diudara atau diquenching setelah proses pelarutan dengan prosedur
yang benar.
G.
Fabrikasi
Magnesium Paduan
Magnesium dapat dibentuk melalui berbagai
metoda pengecoran seperti sandcasting, die-casting serta pressure die
casting, dengan berbagai dimensi termasuk untuk kebutuhan tempa seperti rolling,
forging dan extruding. Dalam proses rolling dari Magnesium paduan
tempa ternyata memiliki perbedaan pada Kekuatan tarik, ketahanan stress dan
prosentase pertambahan panjang menurut arah pengerolannya, dimana pengerolan
pada arah melintang (transverse direction) lebih tinggi dari pada
pengerolan pada arah memanjang (longitudinal direction). Pembentukan
dengan pemesinan (machining) sering kali diperlukan perhatian khusus
karena pada akhir pemotongan sering kali terjadi kegosongan (hangus) yang
mengakibatkan sisa pemotongan menjadi mudah terbakar, hal ini disebabkan oleh
terjadinya gesekan selama pemotongan, untuk itu ketajaman alat potong ini harus
diperhatikan serta menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai yaitu dry-fire
extinguisher. Proses pendinginan dengan media water base colant tidak
sesuai pemakaiannya.
Proses penyambungan pada Magnesium yang
paling sesuai ialah dengan baut (bolting) atau di keling (riveting),
namun dapat juga dilas dengan las busur yang menggunakan busur argon, oxyassetyline
atau dengan metode electrical resistance. Untuk melindungi
permukaan Magnesium terhadap pengaruh gangguan korosi dapat dilakukan dengan
memberikan lapisan pelindung dengan cat yang terlebih dahulu dibebaskan dari
minyak atau greace dan akan lebih baik jika dilapisi terlebih dahulu dengan
chromat, dengan metode ini kondisi permukaan akan bertahan tanpa perubahan yang
berarti pada periode resonansi. Untuk melindungi Magnesium dari serangan korosi
galvanis bagian paduan yang berhubungan dengan lain, terkena larutan electrolyte
atau lembab maka bagian ini harus dilapisi dengan cat atau jointer
compound jika logam yang memiliki beda potensialnya sangat kecil seperti
Aluminium dengan magnesium, akan tetapi jika magnesium menyerang baja dengan
luas kontak diluar jangkauannya, maka dapat juga digunakan non Conductor gasket.
H.
Penerapan
Magnesium paduan
Magnesium paduan Cor yang dibentuk dengan
cetakan pasir (Sand-Cast) banyak digunakan dalam pembuatan block-block
engine pada Motor bakar, sedangkan Magnesium yang dibentuk dengan Pressure
Die-Casting banyak digunanakan dalam pembuatan peralatan rumah tangga dan
kelengkapan kantor. Magnesium Cor tempa dibentuk dengan cara extrusi dan
digunakan sebagai Trap dan relling tangga. Magnesium paduan juga digunakan
dalam Teknologi Nuclear sebagai tabung Uranium dimana Magnesium sangat rendah
dalam penyerapan Neutron pada penampang lintang. ( Lukman, 2008)
I.
Manfaat
Magnesium
1.
Magnesium
dapat digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada
lampu Blitz
2.
Senyawa
MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO memiliki titik
leleh yang tinggi
3.
Senyawa
Magnesim Hidroksida diguakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang
terdapat di mulut dan mencegah terjadinya kerusakan gigi, sekaligus sebagai
pancegah maag
4.
Membuat
campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga biasa digunakan pada alat-alat
rumah tangga
J.
Efek
Samping Penggunaan Magnesium
1.
Menghirup
debu atau asap mengandung magnesium dapat mengiritasi saluran pernafasan dan
dapat menyebabkan demam fume logam. Gejala dapat termasuk batuk, sakit dada,
demam, dan leukositosis.
2.
Apabila
tertelandapat menyebabkan sakit perut dan diare.
3.
Molten
magnesium dapat menyebabkan luka bakar kulit serius.
4.
Konsentrasi
tinggi dari debu dapat menyebabkan iritasi mekanis.
5.
Melihat
api magnesium dapat menyebabkan cedera mata.
K.
Penyimpanan
dan Penanganan Magnesium
1.
Simpan
dalam wadah yang tertutup rapat.
2.
Simpan
di tempat yang kering dan berventilasi.
3.
Hindari
tempat penyimpanan yang lembab
4.
Jauhkan
dari oksidasi, klorin, bromin, yodium, asam,dan semua sumber api.
Iodium (I)
Iodium (I) adalah salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Kekurangan unsur Iodium
dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat
menyebabkan tubuh kekurangan unsur Iodium. Tubuh yang kekurangan unsur
Iodium khususnya pada bayi dan dapat
menyebabkan gangguan perkembangan otak , menurunkan tingkat kecerdasan anak
(IQ) sekitar 13 point, pertumbuhan
terhambat ( kerdil/ kretin), dan tumbuhnya benjolan pada leher ( gondok /
goiter ), dan resiko yang lebih hebat lagi adalah terjadinya kematian bayi
dalam kandungan dan keguguran.
Begitu bahayanya akibat kekurangan Iodium terhadap pertumbuhan dan kecerdasan anak , Dokter Sunarto Reksoprawiro, dokter ahli
bedah kepala dan leher Rumah sakit Dr Sutomo Surabaya pernah menganjurkan pada
bapak dan ibu guru yang bertugas di daerah endemik gondok supaya rajin mengamati dan mewasdai perubahan
yang terjadi pada setiap siswa didiknya tentang terjadinya perubahan antara
lain sebagai berikut : Siswa yang tulisannya berubah menjadi
jelek; Bola mata siswa yang menonjol
keluar; Siswa lemas tidak bergairah belajar;
Siswa yang sulit menerima pelajaran; aktivitas gerakan siswa yang lambat; Siswa tidak tahan
udara dingin; Pertumbuhan tubuh siswa lambat.
Lebih- lebih pada era krisis ekonomi seperti sekarang ini, Berdasarkan hasil
penelitian ada tanda- tanda kecendurungan meningkatnya kondisi
defisiensi Iodium di daerah endemik gondok di Indonesia. Keadaan seperti
ini tentunya akan berpengaruh terhadap
masa depan perkembangan ekonomi dan social serta kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
Keberadaan unsur Iodium di alam memliki berbagai bentuk , antara lain
dalam bentuk senyawa Iodida (I-) bentuk senyawa Iodat ( IO3-
) dan dalam bentuk Iodine (I2). Unsur Iodium dalam tubuh
tidak dapat disimpan dalam jangka yang lama. Hanya sejumlah kecil saja yang
dibutuhkan oleh tubuh, tetapi harus tersedia
secara terus menerus. Untuk memenuhi kebutuhan unsur Iodium bisa
dilakukan dengan melalui fortifikasi
atau suplementasi Iodium pada
berbagai jenis makanan dan minuman, tetapi yang paling efektif, efisiien, mudah dan murah adalah melalui
suplementasi Iodium melalui garam, menjadi produk berupa garam berIodium.
Hanya saja sebagai permasalahannya banyak garam berIodium, kandungannya tidak
memenuhi syarat sebagai yang dianjurkan oleh pemerintah, bahkan banyak produk
garam berIodium, di kantong kemasan pembungkusnya tertulis mengandung Iodium ,
ternyata setelah di cek, ternyata tidak mengandung unsur Iodium sama sekali.
Yang kedua masyarakat atau ibu- ibu rumah tangga, belum mengenal alat untuk uji kandungan Iodium pada garam.
A. Kebutuhan
unsur Iodium tubuh
Beberapa organisasi
internasional seperti The International Council for the Control of Iodine
Deficiency Disorder ( ICCIDD), dan World Health Organisation ( WHO ) serta UNICEF memberikan rekomendasi kebutuhan
Iodium per hari adalah sebagai berikut: Anak umur 0 sampai 7 tahun kebutuhannya
90 mikro gram (μg ) perhari; Anak- anak
umur 7- 12 tahun 120 μg per hari ; anak-
anak umur lebih dari 12 tahun dan orang dewasa 150 μg per hari;
Wanita hamil dan ibu- ibu menyusui 200 μg per hari
B. Memenuhi
kebutuhan Iodium melalui garam ber Iodium
Garam adalah bahan
makanan yang paling baik untuk difortifikasi atau disuplemetasi unsur Iodium,
sebagai sumber Iodium alternatif yang potensial, karena setiap orang butuh
garam, tiap orang perlu mengkonsumsi garam , teknologi fortifikasi dan
suplementasi Iodium merupakan tehnologi sederhana dan sangat mudah dilakukan.
Kebanyakan Negara
mempunyai aturan tertentu dalam penambahan atau suplementasi Iodium pada garam
dapur, demikian pula senyawa kimia
sebagai sumber sumber Iodium yang digunakan , sebagian besar Negara di
Asia Afrika dan sebagian Negara- Negara
Eropa menggunakan senyawa Kalium Iodat ( KIO3 ) sebagai sumber
Iodiumnya. Amerika Serikat menggunakan senyawa kalium Iodida ( KI )
sebagai sumber Iodiumnya . Demikian pula tentang kisaran kandungan Iodium yang
terkadung dalam garam, masing-masing negara mempunyai aturan sendiri. Amerika serikat memberikan aturan antara
80ppm sampai 100 ppm. Pemerintah Indonesia memberikan aturan antara 30 ppm
sampai 80 ppm, tetapi kebanyakan negara memberikan aturan antara 20- sampai 40 ppm. Aturan banyaknya
kandungan Iodium yang harus ditambahkan memang sangat bervariasi, hal ini
tergantung pada tingkat konsumsi garam tiap harinya, serta bobot badan tiap
orang yang mengkonsumsinya. Apabila seseorang tiap hari mengkonsumsi 5 g garam
yang mengandung Iodium 30 ppm atau 30 μg , berati orang tersebut tiap hari sama
dengan mengkonsumsi Iodium sebanyak 150 μg Iodium, berarti telah terpenuhi
kebutuhan Iodium. Hanya permasalahannya bahwa garam yang dikonsumsi belum tentu
mengandung Iodium, atau kandungan Iodiumnya tidak memenuhi standar sebagaimana
yang dianjurkan oleh pemerintah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, pada pertengahan
bulan Januari 2008, pada 10 merk dan jenis garam menunjukkan bahwa hanya 40
persen garam yang beredar di pasar yang mengandunga Iodium diatas 30 ppm, 30 persen lainnya mengandung Iodium, tetapi
jauh dibawah 10 ppm, dan sisanya bahkan tidak mengandung Iodium
sama sekali, walaupun dalam label pembungkusnya tertulis mengandung Iodium 30 –
80 ppm. Permasalahan yang kedua bahwa sebagian besar masyarakat konsumen garam
berIodium khususnya ibu- ibu rumah tangga belum mengenal alat atau reagen untuk
uji Iodium secara mudah, murah dan cepat, seperti produk reagen kit tester yang ditemukan
formulasinya, dan diproduksi oleh Laboratorium Makanan Sehat ” BioChem” Malang.
Adapun prosedur
penetapan atau uji kandungan Iodium pada
garam berYodium, dengan munggunakan
reagent Kit tester Iodium adalah sebagai berikut :
- Siapkan cawan porselein atau lepek berwarna putih
- Ambil satu sendok teh garam yang akan diuji kandungan Iodiumnya, letakkan atau masukkan dalam cawan porselin.
- Tetesi sebanyak 2- 3 tetes reagen kit tester Iodium, pada garam yang diuji.
- Amati terjadi perubahan warna/ timbul warna biru atau tidak. Apabila tidak timbul warna biru berarti garam tidak mengandung Iodium. Apabila timbul warna biru, berarti garam mengandung Iodium.
- Untuk mengetahui berapa kandungan Iodiumnya, bisa dibandingkan dengan warna dari garam standart ( telah diketahui kandungan Iodiumnya).
C.
Sumber Iodium dari bahan makanan bukan garam berIodium
Selain garam berIodium , sumber penting Iodium lainnya
adalah produk makanan yang berasal dari laut, seperti berbagai jenis ikan ,
kerang dan rumput laut. Kandungan Iodium berbagai jenis ikan laut tertentu
bisa mengandung sampai ribuan μg
Iodium. Rumput laut mengandung Iodium antara 40 sampai 50 μg Iodium. Sumber
Iodium alami ini mempunyai sifat yang lebih baik dari Iodium yang berasal dari
garam, karena bersifat tahan terhadap perlakuan pemanasan, dan mempunyai
kandungan asam amino Tirosin cukup tinggi, sebagai prekursor atau bahan untuk
membentuk hormon Tiroksin. Oleh karena itu tidak heran apabila masyarakat suatu
negara, yang tinggi tingkat konsumsi
protein ikani (ikan laut) jarang ditemui
anggota masyarakatnya yang menderita penyakit gondok dang GAKI lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dun, JT.,
Crutchfield HE., Guterhunst,R., Dunn, AD. 1993. Methods for
measuring Iodine in Urine . The
Netherlands. International Council for control of Iodine deficiency disorder.
Dunn, JT., Meyer,HE., Dunn AD., 1998. Simple
method for assessing urinary Iodine. Including preliminary description of a new
rapid technique ( Fast B). Exp Clin Endocrinenal Diabites : 106( Suppl 3 ) :
1005- 1007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar