Sabtu, 19 September 2015

MAGNESIUM (Mg) DAN IODIUM (I)



Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur kedelapan yang paling berlimpah dan merupakan sekitar 2% dari berat kerak bumi dan merupakan unsur yang paling banyak ketiga terlarut dalam air laut. Magnesium sangat melimpah di alam dan ditemukan dalam bentuk mineral penting didalam bebatuan, seperti dolomit, magnetit, dan olivin. Ini juga ditemukan dalam air laut, air asin bawah tanah dan lapisan asin. Ini adalah logam struktural ketiga yang paling melimpah di kerak bumi, hanya dilampaui oleh aluminium dan besi. Amerika Serikat secara umum menjadi pemasok utama dunia logam ini. Amerika Serikat memasok 45% dari produksi dunia, bahkan pada tahun 1995 Dolomit dan magnesit ditambang sampai sebatas 10 juta ton per tahun, di negara-negara seperti Cina, Turki, Korea Utara, Slowakia, Austria, Rusia dan Yunani.
Aplikasi senyawa Magnesium digunakan sebagai bahan tahan api dalam lapisan dapur api untuk menghasilkan logam (besi dan baja, logam nonferrous), kaca, dan semen. Dengan kepadatan hanya dua pertiga dari aluminium, magnesium memiliki banyak aplikasi dalam kasus di mana berat yang ringan sangat penting, yaitu dalam konstruksi pesawat terbang dan rudal. Ia juga memiliki banyak kegunaan kimia dan sifat metalurgi yang baik, sehingga membuatnya sesuai untuk berbagai aplikasi non-struktural lainnya. Magnesium banyak digunakan dalam industri dan pertanian. Kegunaan lain meliputi: penghapusan bentuk belerang besi dan baja, pelat photoengraved dalam industri percetakan, mengurangi agen untuk produksi uranium murni dan logam lainnya dari garamnya, fotografi senter, flare, dan kembang api.
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran lumunium-magnesium yang sering disebut "magnalium" atau "magnelium". Magnesium merupakan salah satu jenis logam ringan dengan karakteritik sama dengan aluminium tetapi magnesium memiliki titik cair yang lebih rendah dari pada aluminium. Seperti pada aluminium, magnesium juga sangat mudah bersenyawa dengan udara (Oksigen). Perbedaannya dengan aluminium ialah dimana magnesium memiliki permukaan yang keropos yang disebabkan oleh serangan kelembaban udara karena oxid film yang terbentuk pada permukaan magnesium ini hanya mampu melindunginya dari udara yang kering. Unsur air dan garam pada kelembaban udara sangat mempengaruhi ketahanan lapisan oxid pada magnesium dalam melindunginya dari gangguan korosi. Untuk itu benda kerja yang menggunakan bahan magnesium ini diperlukan lapisan tambahan perlindungan seperti cat atau meni. Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2 dalam bentuk hasil pengecoran (Casting), angka kekuatan tarik ini dapat ditingkatkan melalui proses pengerjaan. Magnesium bersifat lembut dengan modulus elastis yang sangat rendah.
Magnesium memiliki perbedaan dengan logam-logam lain termasuk dengan aluminium, besi tembaga dan nikel dalam sifat pengerjaannya dimana magnesium memiliki struktur yang berada didalam kisi hexagonal sehingga tidak mudah terjadi slip. Disamping itu, presentase perpanjangannya hanya mencapai 5 % dan hanya mungkin dicapai melalui pengerjaan panas.

A.    Sifat Kimia Magnesium
a.       Magnesium oksida merupakan oksida basa sederhana.
b.      Reaksi dengan air:
MgO + H2O --> Mg(OH)2
c.       Reaksi dengan udara: Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan.
d.      Reaksi dengan Hidrogen: tidak bereaksi
e.       Reaksi dengan klor:
M + X2 --> (dipanaskan) --> MX2 (garam)
B.     Sifat mekanik Magnesium
Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Magnesium murni memiliki kekuatan tarik sebesar 110 N/mm2 dalam bentuk hasil pengecoran (Casting).
C.    Sifat Fisik Magnesium
Tabel 2.1 Sifat fisik Magnesium

D.    Proses Pembuatan Magnesium
Magnesium adalah elemen logam terbanyak ketiga (2%) di kerak bumi setelah besi dan aluminium. Kebanyakan magnesium berasal dari air laut yang mengandung 0,13% magnesium dalam bentuk magnesium klorida. Pertama kali diproduksi pada tahun 1808, logam magnesium dapat didapat dengan cara electrolitik atau reduksi termal. Pada metode elektrolisis, air laut dicampur dengan kapur (kalsium hidroksida) dalam tangki pengendapan.Magnesium hidroksida presipitat mengendap, disaring dan dicampur dengan asam klorida.Larutan ini mengalami elektrolisis (seperti yang dilakukan pada aluminium); agar eksploitasi menghasilkan logam magnesium, yang kemudian dituang/dicor menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut ke dalam berbagai bentuk.
Dalam metode reduksi thermal, batuan mineral yang mengandung magnesium (dolomit, magnesit, dan batuan lainnya) dibagi dengan reduktor (seperti ferrosilicon serbuk, sebuah paduan besi dan silikon), dengan memanaskan campuran di dalam ruang vakum. Sebagai hasil reaksi ini, wujud uap dari magnesium, dan uap tersebut mengembun menjadi kristal magnesium. Kristal ini kemudian meleleh, halus, dan dituang menjadi batang logam untuk diproses lebih lanjut ke dalam berbagai bentuk.

E.     Magnesium dan aplikasinya
Magnesium (Mg) adalah logam teknik ringan yang ada, dan memiliki karakteristik meredam getaran yang baik. Paduan ini digunakan dalam aplikasi struktural dan non-struktural dimana berat sangat diutamakan. Magnesium juga merupakan unsur paduan dalam berbagai jenis logam nonferro. Paduan magnesium khusus digunakan di dalam pesawat terbang dan komponen rudal, peralatan penanganan material, perkakas listrik portabel, tangga, koper, sepeda, barang olahraga, dan komponen ringan umum. Paduan ini tersedia sebagai produk cor/tuang (seperti bingkai kamera) atau sebagai produk tempa (seperti kontruksi dan bentuk balok/batangan, benda tempa, dan gulungan dan lembar plat). Paduan magnesium juga digunakan dalam percetakan dan mesin tekstil untuk meminimalkan gaya inersia dalam komponen berkecepatan tinggi.
Karena tidak cukup kuat dalam bentuk yang murni, magnesium dipaduankan dengan berbagai elemen untuk mendapatkan sifat khusus tertentu, terutama kekuatan untuk rasio berat yang tinggi. Berbagai paduan magnesium memiliki pengecoran, pembentukan, dan karakteristik permesinan yang baik. Karena magnesium mengoksidasi dengan cepat (pyrophpric), ada resiko/bahaya kebakaran, dan tindakan pencegahan yang harus diambil ketika proses permesinan, grindling, atau pengecoran pasir magnesium. Meskipun demikian produk yang terbuat dari magnesium dan paduannnya tidak menimbulkan bahaya kebakaran selama penggunaannya normal. Sifat-sifat mekanik magnesium terutama memiliki kekuatan tarik yang sangat rendah. Oleh karena itu magnesium murni tidak dibuat dalam teknik. Paduan magnesium memiliki sifat-sifat mekanik yang lebih baik serta banyak digunakan Unsur-unsur paduan dasar magnesium adalah aluminium, seng dan mangan. ( Lukman, 2008)
Penambahan Al diatas 11%, meningkatkan kekerasan, kuat tarik dan fluidity (keenceran) Penambahan seng meningkatkan ductility (perpanjangan relative) dan castability (mampu tuang). Penambahan 0,1 – 0,5 % meningkatkan ketahanan korosi. Penambahan sedikit cerium, zirconium dan baryllium dapat membuat struktur butir yang halus dan meningkatkan ductility dan tahan oksidasi pada peningkatan suhu. Berdasarkan hasil analisis terhadap diagram keseimbangan paduan antara magnesium-aluminium dan magnesium zincum, mengindikasikan bahwa larutan padat dari magnesium-aluminium maupun magnesium zincum dapat meningkat sesuai dengan peningkatan temperaturnya dimana masing-masing berada pada kadar yang sesuai sehingga dapat “strengthening-heat treatment” melalui metoda pengendapan.
Hanya sedikit kadar “rare metal” (logam langka) dapat memberikan pengaruh yang sama kecuali pada silver yang sedikit membantu termasuk pada berbagai jenis logam paduan lain melalui “ageing”. ( Lukman, 2008)
1.      Magnesium paduan tempa ( Wrought Alloys )
Magnesium paduan tempa dikelompokkan menurut kadar serta jenis unsur paduannya yaitu :
a.       Magnesium dengan 1,5 % Manganese
b.      Paduan dengan aluminium , Seng serta manganese
c.       Paduan dengan zirconium (paduan jenis ini mengandung kadar seng yang tinggi sehingga dapat dilakukan proses perlakuan panas.
d.      Paduan dengan Seng, zirconium dan thorium (creep resisting-alloys)
2.      Penandaan paduan magnesium
Paduan Magnesium ditetapkan sebagai berikut:
a.       Satu atau dua huruf awalan, menunjukkan elemen paduan utama.
b.      Dua atau tiga angka, menunjukkan persentase unsur paduan utama dan dibulatkan ke desimal terdekat.
c.       Huruf abjad (kecuali huruf I dan O) menunjukkan standar paduan dengan variasi kecil dalam komposisi.
d.      Simbol untuk sifat material, mengikuti sistem yang digunakan untuk paduan aluminium.
e.       Sebagai contoh, ambil paduan AZ91C-T6:
1.      Unsur-unsur paduan utama adalah aluminium (A sebesar 9%, dibulatkan) dan seng (Z sebesar 1%).
2.      Huruf C, huruf ketiga dari alfabet, menunjukkan bahwa paduan ini adalah yang ketiga dari satu standar (kemudian dari A dan B, yang merupakan paduan pertama dan kedua yang standar, berturut-turut).
3.      T6 paduan menunjukkan bahwa larutan ini telah direaksikan dan masa artifiasial.
3.      Magnesium paduan Cor (Cast Alloys)
Paduan ini dapat dikelompokan kedalam :
a.       Paduan dengan aluminium, zincum dan manganese. Paduan cor ini merupakan paduan yang yang bersifat “heat tretable – alloys”.
b.      Paduan dengan zirconium, zincum dan thorium, paduan dengan unsur zirconium dan thorium merupakan paduan cor yang bersifat heat treatable dan creep resisiting.
c.       Paduan dengan zirconium dengan rare earth metal serta Silver merupakan paduan cor yang dapat di-heat treatment.
d.      Paduan dengan zirconium, beberapa dari paduan cor ini dapat di-heat treatment. (digilib.its.ac.id)

F.     Proses perlakuan panas pada Magnesium Paduan
Jika Magnesium telah mengandung unsur paduan dengan jenis dan kadar yang memadai dan memiliki sifat tertentu maka untuk mencapai sifat yang dikehendaki dapat dipertimbangkan untuk kemungkinan dapat diperbaiki serta penyempurnaan melalui proses perlakuan panas, akan tetapi untuk peningkatan tegangannya hanya magnesium dengan unsur aumunium dan rare metal yang memungkinkan dapat ditingkatkan, hal ini juga masih tergantung pada kesesuaian dan ketepatan prosedur pelaksanaannya sehingga dapat dicapai sifat yang sesuai dengan kebutuhan, untuk itu prosedur berikut merupakan bagian dari pelaksanan perlakuan terhadap magnesium, antara lain:
1)      Natural Ageing
2)      Precipitation treatment
3)      Precipitation without previus Solution treatment (Pengendapan tanpa pelarutan awal)
Dengan demikian bahan paduan ini harus didinginkan diudara atau diquenching setelah proses pelarutan dengan prosedur yang benar.

G.    Fabrikasi Magnesium Paduan
Magnesium dapat dibentuk melalui berbagai metoda pengecoran seperti sandcasting, die-casting serta pressure die casting, dengan berbagai dimensi termasuk untuk kebutuhan tempa seperti rolling, forging dan extruding. Dalam proses rolling dari Magnesium paduan tempa ternyata memiliki perbedaan pada Kekuatan tarik, ketahanan stress dan prosentase pertambahan panjang menurut arah pengerolannya, dimana pengerolan pada arah melintang (transverse direction) lebih tinggi dari pada pengerolan pada arah memanjang (longitudinal direction). Pembentukan dengan pemesinan (machining) sering kali diperlukan perhatian khusus karena pada akhir pemotongan sering kali terjadi kegosongan (hangus) yang mengakibatkan sisa pemotongan menjadi mudah terbakar, hal ini disebabkan oleh terjadinya gesekan selama pemotongan, untuk itu ketajaman alat potong ini harus diperhatikan serta menyediakan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai yaitu dry-fire extinguisher. Proses pendinginan dengan media water base colant tidak sesuai pemakaiannya.
Proses penyambungan pada Magnesium yang paling sesuai ialah dengan baut (bolting) atau di keling (riveting), namun dapat juga dilas dengan las busur yang menggunakan busur argon, oxyassetyline atau dengan metode electrical resistance. Untuk melindungi permukaan Magnesium terhadap pengaruh gangguan korosi dapat dilakukan dengan memberikan lapisan pelindung dengan cat yang terlebih dahulu dibebaskan dari minyak atau greace dan akan lebih baik jika dilapisi terlebih dahulu dengan chromat, dengan metode ini kondisi permukaan akan bertahan tanpa perubahan yang berarti pada periode resonansi. Untuk melindungi Magnesium dari serangan korosi galvanis bagian paduan yang berhubungan dengan lain, terkena larutan electrolyte atau lembab maka bagian ini harus dilapisi dengan cat atau jointer compound jika logam yang memiliki beda potensialnya sangat kecil seperti Aluminium dengan magnesium, akan tetapi jika magnesium menyerang baja dengan luas kontak diluar jangkauannya, maka dapat juga digunakan non Conductor gasket.

H.    Penerapan Magnesium paduan
Magnesium paduan Cor yang dibentuk dengan cetakan pasir (Sand-Cast) banyak digunakan dalam pembuatan block-block engine pada Motor bakar, sedangkan Magnesium yang dibentuk dengan Pressure Die-Casting banyak digunanakan dalam pembuatan peralatan rumah tangga dan kelengkapan kantor. Magnesium Cor tempa dibentuk dengan cara extrusi dan digunakan sebagai Trap dan relling tangga. Magnesium paduan juga digunakan dalam Teknologi Nuclear sebagai tabung Uranium dimana Magnesium sangat rendah dalam penyerapan Neutron pada penampang lintang. ( Lukman, 2008)

I.       Manfaat Magnesium
1.      Magnesium dapat digunakan untuk memberi warna putih terang pada kembang api dan pada lampu Blitz
2.      Senyawa MgO dapat digunakan untuk melapisi tungku, karena senyawa MgO memiliki titik leleh yang tinggi
3.      Senyawa Magnesim Hidroksida diguakan dalam pasta gigi untuk mengurangi asam yang terdapat di mulut dan mencegah terjadinya kerusakan gigi, sekaligus sebagai pancegah maag
4.      Membuat campuran logam semakin kuat dan ringan sehingga biasa digunakan pada alat-alat rumah tangga

J.      Efek Samping Penggunaan Magnesium
1.      Menghirup debu atau asap mengandung magnesium dapat mengiritasi saluran pernafasan dan dapat menyebabkan demam fume logam. Gejala dapat termasuk batuk, sakit dada, demam, dan leukositosis.
2.      Apabila tertelandapat menyebabkan sakit perut dan diare.
3.      Molten magnesium dapat menyebabkan luka bakar kulit serius.
4.      Konsentrasi tinggi dari debu dapat menyebabkan iritasi mekanis.
5.      Melihat api magnesium dapat menyebabkan cedera mata.

K.    Penyimpanan dan Penanganan Magnesium
1.      Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.
2.      Simpan di tempat yang kering dan berventilasi.
3.      Hindari tempat penyimpanan yang lembab
4.      Jauhkan dari oksidasi, klorin, bromin, yodium, asam,dan semua sumber api.












Iodium (I)

Iodium (I) adalah salah satu unsur mineral mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan  unsur Iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan tubuh kekurangan unsur Iodium. Tubuh yang kekurangan unsur Iodium  khususnya pada bayi dan dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak , menurunkan tingkat kecerdasan anak (IQ) sekitar 13  point, pertumbuhan terhambat ( kerdil/ kretin), dan tumbuhnya benjolan pada leher ( gondok / goiter ), dan resiko yang lebih hebat lagi adalah terjadinya kematian bayi dalam kandungan dan keguguran.
Begitu bahayanya akibat kekurangan Iodium terhadap  pertumbuhan dan kecerdasan anak ,  Dokter Sunarto Reksoprawiro, dokter ahli bedah kepala dan leher Rumah sakit Dr Sutomo Surabaya pernah menganjurkan pada bapak dan ibu guru yang bertugas di daerah endemik gondok  supaya rajin mengamati dan mewasdai perubahan yang terjadi pada setiap siswa didiknya tentang terjadinya perubahan antara lain  sebagai berikut :  Siswa yang tulisannya berubah menjadi jelek;  Bola mata siswa yang menonjol keluar; Siswa lemas tidak bergairah belajar;  Siswa yang sulit menerima pelajaran; aktivitas  gerakan siswa yang lambat; Siswa tidak tahan udara dingin; Pertumbuhan tubuh siswa  lambat. Lebih- lebih pada era krisis ekonomi seperti sekarang ini, Berdasarkan hasil penelitian ada tanda- tanda kecendurungan meningkatnya  kondisi  defisiensi Iodium di daerah endemik gondok di Indonesia. Keadaan seperti ini tentunya  akan berpengaruh terhadap masa depan perkembangan ekonomi dan social serta kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Keberadaan unsur Iodium di alam memliki berbagai bentuk , antara lain dalam bentuk senyawa Iodida (I-) bentuk senyawa Iodat ( IO3- ) dan  dalam bentuk Iodine  (I2). Unsur Iodium dalam tubuh tidak dapat disimpan dalam jangka yang lama. Hanya sejumlah kecil saja yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi harus tersedia  secara terus menerus. Untuk memenuhi kebutuhan unsur Iodium bisa dilakukan dengan  melalui  fortifikasi  atau suplementasi  Iodium pada berbagai jenis makanan dan minuman, tetapi yang paling efektif,  efisiien, mudah dan murah adalah melalui suplementasi Iodium  melalui  garam, menjadi produk berupa garam berIodium. Hanya saja sebagai permasalahannya banyak garam berIodium, kandungannya tidak memenuhi syarat sebagai yang dianjurkan oleh pemerintah, bahkan banyak produk garam berIodium, di kantong kemasan pembungkusnya tertulis mengandung Iodium , ternyata setelah di cek, ternyata tidak mengandung unsur Iodium sama sekali. Yang kedua masyarakat atau ibu- ibu rumah tangga, belum mengenal alat untuk uji  kandungan Iodium pada garam.

A.    Kebutuhan unsur Iodium tubuh
Beberapa organisasi internasional seperti The International Council for the Control of Iodine Deficiency Disorder ( ICCIDD), dan World Health Organisation ( WHO ) serta  UNICEF memberikan rekomendasi kebutuhan Iodium per hari adalah sebagai berikut: Anak umur 0 sampai 7 tahun kebutuhannya 90 mikro gram (μg ) perhari;  Anak- anak umur 7- 12 tahun 120 μg per hari ;  anak- anak umur lebih dari 12 tahun dan orang dewasa 150  μg per hari;  Wanita hamil dan ibu- ibu menyusui 200 μg per hari

B.     Memenuhi kebutuhan Iodium melalui garam ber Iodium
Garam adalah bahan makanan yang paling baik untuk difortifikasi atau disuplemetasi unsur Iodium, sebagai sumber Iodium alternatif yang potensial, karena setiap orang butuh garam, tiap orang perlu mengkonsumsi garam , teknologi fortifikasi dan suplementasi Iodium merupakan tehnologi sederhana dan sangat mudah dilakukan.
Kebanyakan Negara mempunyai aturan tertentu dalam penambahan atau suplementasi Iodium pada garam dapur, demikian pula senyawa kimia  sebagai sumber sumber Iodium yang digunakan , sebagian besar Negara di Asia  Afrika dan sebagian Negara- Negara Eropa menggunakan senyawa Kalium Iodat ( KIO3 ) sebagai sumber Iodiumnya. Amerika Serikat menggunakan senyawa kalium Iodida ( KI ) sebagai sumber Iodiumnya . Demikian pula tentang kisaran kandungan Iodium yang terkadung dalam garam, masing-masing negara mempunyai aturan sendiri.  Amerika serikat memberikan aturan antara 80ppm sampai 100 ppm. Pemerintah Indonesia memberikan aturan antara 30 ppm sampai 80 ppm, tetapi kebanyakan negara memberikan aturan  antara 20- sampai 40 ppm. Aturan banyaknya kandungan Iodium yang harus ditambahkan memang sangat bervariasi, hal ini tergantung pada tingkat konsumsi garam tiap harinya, serta bobot badan tiap orang yang mengkonsumsinya. Apabila seseorang tiap hari mengkonsumsi 5 g garam yang mengandung Iodium 30 ppm atau 30 μg , berati orang tersebut tiap hari sama dengan mengkonsumsi Iodium sebanyak 150 μg Iodium, berarti telah terpenuhi kebutuhan Iodium. Hanya permasalahannya bahwa garam yang dikonsumsi belum tentu mengandung Iodium, atau kandungan Iodiumnya tidak memenuhi standar sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah. Hasil penelitian  yang dilakukan oleh penulis, pada pertengahan bulan Januari 2008, pada 10 merk dan jenis garam menunjukkan bahwa hanya 40 persen garam yang beredar di pasar yang mengandunga Iodium diatas 30 ppm,  30 persen lainnya mengandung Iodium, tetapi jauh dibawah  10 ppm,  dan sisanya bahkan tidak mengandung Iodium sama sekali, walaupun dalam label pembungkusnya tertulis mengandung Iodium 30 – 80 ppm. Permasalahan yang kedua bahwa sebagian besar masyarakat konsumen garam berIodium khususnya ibu- ibu rumah tangga belum mengenal alat atau reagen untuk uji Iodium secara mudah, murah dan cepat, seperti  produk reagen kit tester yang ditemukan formulasinya, dan diproduksi oleh Laboratorium Makanan Sehat ” BioChem” Malang.
Adapun  prosedur penetapan atau uji  kandungan Iodium pada garam berYodium, dengan munggunakan  reagent Kit tester Iodium adalah sebagai berikut :
  1. Siapkan cawan porselein atau lepek  berwarna putih
  2. Ambil satu sendok teh garam yang akan diuji kandungan Iodiumnya,  letakkan atau masukkan dalam cawan porselin.
  3. Tetesi sebanyak 2- 3 tetes reagen kit tester Iodium, pada garam yang diuji.
  4. Amati terjadi perubahan warna/ timbul warna biru atau tidak. Apabila tidak timbul warna biru berarti garam tidak mengandung Iodium. Apabila timbul warna biru, berarti garam mengandung Iodium.
  5. Untuk mengetahui  berapa kandungan Iodiumnya, bisa dibandingkan dengan warna dari garam standart ( telah diketahui kandungan Iodiumnya).

C.    Sumber Iodium dari bahan makanan bukan garam berIodium
Selain garam berIodium , sumber penting Iodium lainnya adalah produk makanan yang berasal dari laut, seperti berbagai jenis ikan , kerang dan rumput laut. Kandungan Iodium berbagai jenis ikan laut tertentu bisa   mengandung sampai ribuan μg Iodium. Rumput laut mengandung Iodium antara 40 sampai 50 μg Iodium. Sumber Iodium alami ini mempunyai sifat yang lebih baik dari Iodium yang berasal dari garam, karena bersifat tahan terhadap perlakuan pemanasan, dan mempunyai kandungan asam amino Tirosin cukup tinggi, sebagai prekursor atau bahan untuk membentuk hormon Tiroksin. Oleh karena itu tidak heran apabila masyarakat suatu negara, yang tinggi tingkat konsumsi  protein ikani (ikan laut) jarang ditemui  anggota masyarakatnya yang menderita penyakit gondok dang GAKI lainnya.












DAFTAR PUSTAKA

Dun, JT.,  Crutchfield HE., Guterhunst,R., Dunn, AD. 1993. Methods for measuring   Iodine in Urine . The Netherlands. International Council for control of Iodine deficiency disorder.

Dunn, JT., Meyer,HE., Dunn AD., 1998. Simple method for assessing urinary Iodine. Including preliminary description of a new rapid technique ( Fast B). Exp Clin Endocrinenal Diabites : 106( Suppl 3 ) : 1005- 1007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar