Sabtu, 19 September 2015

Formulasi & Evaluasi Krim Wajah Herbal Berbasis Kurkuminoid



Formulasi & Evaluasi Krim Wajah Herbal Berbasis Kurkuminoid

Abstrak Formulasi kosmesetikal herbal dalam bentuk krim wajah telah dilakukan. Kurkuminoid dari Curcuma domestica Val. (Kunyit) telah dimasukkan dalam formulasi. Standarisasi Farmakognosi kunyit telah dilakukan sesuai Farmakope Herbal India [IHP] -2002 untuk memastikan keaslian dari rimpang kunyit mentah. Hal ini meliputi otentikasi taksonomi, karakterisasi morfologi, mikroskopis serbuk obat, tes identifikasi serbuk kunyit dan standar kuantitatif - yaitu bahan organik asing (0,43%), ekstrak larut alkohol (7.36%), ekstrak larut cair (20,32%), total abu ( 8,46%), abu tidak larut asam (0,76%) dan susut pengeringan (12,52%). Semua nilai-nilai standar kuantitatif sesuai dengan IHP-2002. Serbuk rimpang kunyit diekstraksi dengan metanol dan kandungan kurkumin dalam ekstrak metanol diukur secara spektrofotometri. Menghasilkan 3,79 g kurkumin per 100 g bubuk rimpang kunyit. Krim asam stearat basa digunakan untuk menggabungkan ekstrak metanol standar dalam alkohol isopropil, trietanolamin, minyak almond, minyak parafin cair, pelembab kondisioner dan setil alkohol. Evaluasi krim formulasi dengan parameter - jenis emulsi, peng-abuan pada 600 oC, pH, homogenitas dan parameter sensorik telah dilakukan. Pengujian stabilitas 16 formulasi telah dilakukan pada suhu tinggi yaitu 40 oC ± 1 oC selama 20 hari. 4 dari 16 produk menunjukkan stabilitas dengan tidak adanya tanda-tanda pencairan dan tidak adanya perubahan warna produk. Tes Draize untuk pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa formulasi aman dalam hal iritasi kulit dan sensitisasi alergi.
Kata kunci: kurkuminoid, kosmesetikal, spektrofotometer, Standardisasi

PENDAHULUAN
Kosmetik herbal adalah produk herbal yang digunakan dalam bentuk mentah atau ekstrak. Ide dasar dari perawatan kulit kosmetik ini sudah terdapat lama dalam sistem homeopati obat Rgveda, Yajurveda, Ayurveda. Dalam era modern ini, pengetahuan dan pengalaman penggunaan herbal telah dipadukan dengan teknologi kosmetik canggih untuk mengembangkan produk kecantikan yang aman dan nyaman, yang dapat diterima oleh orang banyak. Pada dasarnya pengobatan ini adalah keindahan yang diciptakan oleh alam dan disempurnakan melalui teknologi. Herbal memiliki keuntungan yaitu tidak memiliki efek samping atau efek yang kecil dan dapat diterima secara luas oleh konsumen. Pasar kosmetik herbal memiliki pangsa hampir Rs 200 dari total sekitar Rs 2.000 untuk industri kosmetik dalam negeri. Total pasar kosmetik tumbuh pada tingkat 20-25% per tahun. Dari pertumbuhan ini sekitar 60% adalah segmen kosmetik herbal. Lembaga Swadaya dan Swakarsa Masyarakat mengekspos fakta bahwa kunyit telah dieksploitasi dari petani miskin dari wilayah Jharkhand. Dijelaskan bahwa satu gelas penuh beras ditukar dengan satu gelas penuh bubuk kunyit oleh perusahaan multinasional dan industri skala besar. Metodologi tradisional yang digunakan untuk budidaya kunyit menghasilkan rimpang organik yang bersertifikat dan karenanya sangat aman untuk digunakan dalam kosmetik. Formulasi kosmesetikal herbal dalam bentuk krim wajah adalah tujuan akhir dari penelitian ini. Formulasi dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk pembudidayaan kunyit.

BAHAN DAN METODE
1.      Standardisasi Farmakognosi
Rimpang kunyit dikumpulkan dari pasar lokal BIT Mesra, Chaibasa dan Saraikela di negara bagian Jharkhand bulan Agustus dan September, diidentifikasi dan diotentifikasi oleh Dr S. Jha, Peneliti Farmakognosi, Departemen Ilmu Farmasi, BIT Mesra, Ranchi. Nomor Spesimen (BIT.-109) disimpan dalam Herbarium pada Departemen yang sama. Karakterisasi morfologi dan organoleptik rimpang kunyit telah dilakukan. Standar kuantitatif bubuk kunyit adalah penentuan bahan organik asing, ekstraktif: ekstrak larut alkohol dan ekstrak larut air, kadar abu: total abu dan abu tidak larut asam, susut pengeringan dilakukan sesuai metode IHP-2002 dan dibandingkan dengan standar IHP-2002.
2.      Isolasi dan perhitungan kurkumin
Bubuk rimpang kunyit dihilangkan lemaknya dengan petroleum eter (60-80) selama 3 jam dan kemudian diekstraksi dengan metanol dalam alat soxhlet selama 4 jam. Kurkumin dalam ekstrak metanol dihitung dengan spektrofotometri pada 425 nm.
3.      Formulasi
Komponen formulasi yang digunakan terdaftar dalam Tabel 2. Pelembab kondisioner adalah campuran propilen glikol:gliserin:sorbitol = 2:1:1. Semua bahan-bahan yang larut dalam air dilarutkan dalam air dan semua bahan yang larut dalam minyak dicampur pada suhu 75 oC ± 5 oC pada gelas terpisah. Fase air kemudian ditambahkan ke fase minyak perlahan dengan pengadukan konstan. Parfum ditambahkan ketika suhu turun sampai 45 oC ± 50 oC. Sebanyak 16 formulasi disiapkan dengan memvariasikan konsentrasi bahan yang berbeda. Dari formulasi ini 4 formulasi yang paling stabil secara fisik, dipilih untuk uji stabilitas selama 7 hari pada suhu kamar.


4.      Evaluasi
Jenis emulsi:
Metode Pewarnaan: Sebagian dari produk tersebut ditaruh dalam kaca. Kemudian ditambahkan pewarna cair (metilen biru), dicampur dan diamati di bawah mikroskop.
Metode dilusi: Krim diencerkan dengan air dan minyak mineral secara terpisah.
Metode kertas saring: Krim ditaruh pada kertas saring.
Abu: Produk ditaruh dalam sebuah pelat platinum-datar dan pengabuan dilakukan pada suhu 600 ˚C dalam tungku.
Uji stabilitas tes:
Pengujian stabilitas formulasi dilakukan pada 4 formulasi yang paling stabil pada suhu kamar, penelitian dilakukan selama 7 hari. Formulasi tersebut yaitu nomor 6, 9, 13 dan 14 pada suhu 40 oC ± 1 oC selama 20 hari. Formulasi disimpan pada suhu kamar dan suhu tinggi dan diamati pada hari 0, 5, 10, 15 dan 20 untuk parameter berikut:
pH:
Suspensi krim 10% b / v disiapkan dengan air dan pH diukur dengan menggunakan pH meter.
Homogenitas:
Formulasi diuji homogenitasnya dengan tampilan visual dan dengan sentuhan.
Penampilan:
Penampakan krim dinilai warna, kejernihan dan kekasaran dan dinilai.
Penggosokan:
Meliputi penyebaran dan kebasahan. Sejumlah krim dioleskan pada permukaan kulit punggung relawan manusia dan sifatnya diamati.
Setelah memakai:
Halus, licin dan residu yang tersisa setelah pemakaian krim diperiksa.
Jenis noda:
Setelah pemakaian krim, jenis lapisan atau noda yang terbentuk pada kulit diperiksa.
Penghapusan:
Kemudahan penghapusan krim yang dioleskan diperiksa dengan mencuci bagian yang diolesi dengan air keran.
Uji sensitivitas kulit Draize:
Krim dioleskan pada kulit kelinci albino yang telah dicukur dan diperiksa setiap perubahan pada kulit setelah 24 jam.

HASIL
Bentuk kunyit adalah silinder tidak merata, pendek bercabang seperti jari. Ukuran kunyit adalah 2-6 cm dan 1-2 cm dengan akar; tekstur permukaan kasar. Warna kunyit diluarnya adalah kuning keputihan, didalamnya kuning keoranyean; baunya aromatik; rasanya adalah nyinyir dan sedikit pahit; ruasnya adalah 0,6-1,0 cm. Batangnya jarang. Hasil standar kuantitatif yang diperoleh telah memenuhi IHP-2002 yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil kurkumin per 100 g bubuk rimpang kunyit adalah 3,79 g. Krim yang diformulasikan adalah Jenis O/W saat dikonfirmasi dengan metode pengujian pewarnaan, cairan emulsi dan kertas saring. Tidak ada abu krim ketika pengabuan dilakukan pada suhu 600 ˚C dalam tungku. Hasil uji stabilitas ditunjukkan pada Tabel 3. Hasil pengujian sensitivitas Draize menunjukkan bahwa semua 4 formulasi aman dalam hal iritasi kulit dan sensitisasi alergi.
Parameter
Standar IHP-2002
Nilai yang diperoleh
Bahan asing
Kurang dari 2%
0,43%
Ekstrak larut alkohol
Lebih dari 8%
7,36%
Ekstrak larut air
Lebih dari 12%
20,32%
Total abu
Kurang dari 9%
8,46%
Abu tidak larut asam
Kurang dari 1%
0,76%
Susut pengeringan
.......
12,52%






PEMBAHASAN
Krim kunyit dipasarkan terutama untuk penggunaan kosmetik. Produsen tidak memberikan informasi mengenai jumlah kurkuminoid dalam formulasi. Standar kuantitatif yang diperoleh dari rimpang kunyit ditetapkan dengan standar yang tercantum dalam IHP-2002. Yang mendukung penggunaannya untuk tujuan formulasi. Krim wajah herbal adalah Jenis emulsi O/W, maka dapat dengan mudah dicuci dengan air yang mudah diterima oleh pelanggan. Tidak ada pembentukan abu yang menunjukkan tidak adanya titanium dioksida, seng oksida, garam klorida, sulfat dan fosfat. Produk diformulasikan dengan teknik inversi fasa menghasilkan fasa internal yang halus dan menunjukkan stabilitas fisik ketika disimpan  dengan waktu yang lama. Dari 16 formulasi terdapat 4 yang stabil dimana tidak adanya tanda-tanda pencairan dan perubahan warna produk. Formulasi ini memiliki pH hampir konstan, homogen, jernih, lembab, tidak-berminyak dan mudah dihapus setelah dipakai. Formulasinya aman dalam hal iritasi kulit dan sensitisasi alergi. Sediaan krim wajah herbal dimaksudkan untuk digunakan secara kosmesetikal bukan hanya sebagai kosmetik. Krim ini mengandung kurkuminoid sebagai anti-oksidan, kurkumin sebagai bakterisida, anti-jamur dan agen anti-inflamasi. Oleh karena itu bermanfaat untuk keratinosit manusia.

KESIMPULAN
Formulasi krim wajah herbal berbasis kunyit adalah kosmesetikal yang mengandung sejumlah kurkuminoid. Krim ini aman dan juga stabil.


UCAPAN TERIMA KASIH
Saya berterima kasih kepada Dr. S.Jha atas bimbingan dan saran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar