Formulasi &
Evaluasi Krim Wajah Herbal Berbasis Kurkuminoid
Abstrak Formulasi kosmesetikal herbal dalam
bentuk krim wajah telah dilakukan. Kurkuminoid
dari Curcuma domestica Val. (Kunyit) telah
dimasukkan dalam formulasi. Standarisasi Farmakognosi
kunyit telah dilakukan sesuai Farmakope Herbal India [IHP] -2002 untuk
memastikan keaslian dari rimpang kunyit mentah. Hal ini meliputi otentikasi taksonomi, karakterisasi morfologi,
mikroskopis serbuk obat, tes identifikasi serbuk kunyit dan standar kuantitatif
- yaitu bahan organik asing (0,43%), ekstrak larut alkohol (7.36%), ekstrak
larut cair (20,32%), total abu ( 8,46%), abu tidak larut asam (0,76%) dan susut
pengeringan (12,52%). Semua nilai-nilai standar kuantitatif
sesuai dengan IHP-2002. Serbuk rimpang kunyit
diekstraksi dengan metanol dan kandungan kurkumin dalam ekstrak metanol diukur secara
spektrofotometri. Menghasilkan 3,79 g kurkumin per
100 g bubuk rimpang kunyit. Krim asam stearat basa
digunakan untuk menggabungkan ekstrak metanol standar dalam alkohol isopropil,
trietanolamin, minyak almond, minyak parafin cair, pelembab kondisioner dan
setil alkohol. Evaluasi krim formulasi dengan
parameter - jenis emulsi, peng-abuan pada 600 oC, pH, homogenitas
dan parameter sensorik telah dilakukan. Pengujian
stabilitas 16 formulasi telah dilakukan pada suhu tinggi yaitu 40 oC
± 1 oC selama 20 hari. 4 dari 16
produk menunjukkan stabilitas dengan tidak adanya tanda-tanda pencairan dan
tidak adanya perubahan warna produk. Tes Draize
untuk pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa formulasi aman dalam hal iritasi
kulit dan sensitisasi alergi.
Kata kunci: kurkuminoid, kosmesetikal, spektrofotometer,
Standardisasi
PENDAHULUAN
Kosmetik herbal
adalah produk herbal yang digunakan dalam bentuk mentah atau ekstrak. Ide dasar
dari perawatan kulit kosmetik ini sudah terdapat lama dalam sistem homeopati
obat Rgveda, Yajurveda, Ayurveda. Dalam era modern ini, pengetahuan dan
pengalaman penggunaan herbal telah dipadukan dengan teknologi kosmetik canggih
untuk mengembangkan produk kecantikan yang aman dan nyaman, yang dapat diterima
oleh orang banyak. Pada dasarnya pengobatan ini
adalah keindahan yang diciptakan oleh alam dan disempurnakan melalui teknologi.
Herbal memiliki keuntungan yaitu tidak memiliki efek
samping atau efek yang kecil dan dapat diterima secara luas oleh konsumen.
Pasar kosmetik herbal memiliki pangsa hampir Rs 200 dari
total sekitar Rs 2.000 untuk industri kosmetik dalam negeri. Total pasar kosmetik tumbuh pada tingkat 20-25% per tahun.
Dari pertumbuhan ini sekitar 60% adalah segmen kosmetik
herbal. Lembaga Swadaya dan Swakarsa Masyarakat
mengekspos fakta bahwa kunyit telah dieksploitasi dari petani miskin dari
wilayah Jharkhand. Dijelaskan bahwa satu gelas
penuh beras ditukar dengan satu gelas penuh bubuk kunyit oleh perusahaan
multinasional dan industri skala besar. Metodologi
tradisional yang digunakan untuk budidaya kunyit menghasilkan rimpang organik yang
bersertifikat dan karenanya sangat aman untuk digunakan dalam kosmetik. Formulasi kosmesetikal herbal dalam bentuk krim wajah adalah
tujuan akhir dari penelitian ini. Formulasi dapat
memberikan hasil yang lebih baik untuk pembudidayaan kunyit.
BAHAN DAN METODE
1.
Standardisasi Farmakognosi
Rimpang kunyit dikumpulkan dari pasar
lokal BIT Mesra, Chaibasa dan Saraikela di negara bagian Jharkhand bulan
Agustus dan September, diidentifikasi dan diotentifikasi oleh Dr S. Jha, Peneliti
Farmakognosi, Departemen Ilmu Farmasi, BIT Mesra, Ranchi. Nomor Spesimen (BIT.-109) disimpan dalam Herbarium pada Departemen
yang sama. Karakterisasi morfologi dan organoleptik rimpang kunyit telah dilakukan.
Standar kuantitatif bubuk kunyit adalah penentuan bahan
organik asing, ekstraktif: ekstrak larut alkohol dan ekstrak larut air,
kadar abu: total abu dan abu tidak larut asam, susut pengeringan
dilakukan sesuai metode IHP-2002 dan dibandingkan dengan standar IHP-2002.
2.
Isolasi dan perhitungan
kurkumin
Bubuk rimpang kunyit dihilangkan
lemaknya dengan petroleum eter (60-80) selama 3 jam dan kemudian diekstraksi
dengan metanol dalam alat soxhlet selama 4 jam. Kurkumin
dalam ekstrak metanol dihitung dengan spektrofotometri pada 425 nm.
3.
Formulasi
Komponen formulasi yang digunakan
terdaftar dalam Tabel 2. Pelembab kondisioner adalah campuran propilen
glikol:gliserin:sorbitol = 2:1:1. Semua
bahan-bahan yang larut dalam air dilarutkan dalam air dan semua bahan yang larut
dalam minyak dicampur pada suhu 75 oC ± 5 oC pada gelas
terpisah. Fase air kemudian ditambahkan ke fase minyak perlahan dengan
pengadukan konstan. Parfum ditambahkan ketika
suhu turun sampai 45 oC ± 50 oC. Sebanyak 16 formulasi disiapkan dengan memvariasikan
konsentrasi bahan yang berbeda. Dari formulasi ini
4 formulasi yang paling stabil secara fisik, dipilih untuk uji stabilitas selama
7 hari pada suhu kamar.
4. Evaluasi
Jenis emulsi:
Metode Pewarnaan: Sebagian dari produk tersebut ditaruh dalam kaca. Kemudian ditambahkan pewarna cair (metilen biru), dicampur dan
diamati di bawah mikroskop.
Metode dilusi: Krim diencerkan dengan air dan minyak mineral secara terpisah.
Metode kertas saring: Krim ditaruh pada kertas saring.
Abu: Produk ditaruh dalam sebuah pelat platinum-datar dan pengabuan
dilakukan pada suhu 600 ˚C dalam tungku.
Uji stabilitas tes:
Pengujian stabilitas formulasi dilakukan pada 4 formulasi yang
paling stabil pada suhu kamar, penelitian dilakukan selama 7 hari. Formulasi tersebut yaitu nomor 6, 9, 13 dan 14 pada suhu 40 oC
± 1 oC selama 20 hari. Formulasi
disimpan pada suhu kamar dan suhu tinggi dan diamati pada hari 0, 5, 10, 15 dan
20 untuk parameter berikut:
pH:
Suspensi krim 10% b / v disiapkan dengan air dan pH diukur
dengan menggunakan pH meter.
Homogenitas:
Formulasi diuji homogenitasnya dengan tampilan visual dan dengan
sentuhan.
Penampilan:
Penampakan krim dinilai warna, kejernihan dan kekasaran dan
dinilai.
Penggosokan:
Meliputi penyebaran dan kebasahan. Sejumlah krim dioleskan pada permukaan kulit punggung relawan
manusia dan sifatnya diamati.
Setelah memakai:
Halus, licin dan residu yang tersisa setelah pemakaian krim
diperiksa.
Jenis noda:
Setelah pemakaian krim, jenis lapisan atau noda yang terbentuk
pada kulit diperiksa.
Penghapusan:
Kemudahan penghapusan krim yang dioleskan diperiksa dengan
mencuci bagian yang diolesi dengan air keran.
Uji sensitivitas kulit Draize:
Krim dioleskan pada kulit kelinci albino yang telah dicukur dan
diperiksa setiap perubahan pada kulit setelah 24 jam.
HASIL
Bentuk kunyit adalah silinder tidak
merata, pendek bercabang seperti jari. Ukuran
kunyit adalah 2-6 cm dan 1-2 cm dengan akar; tekstur
permukaan kasar. Warna kunyit diluarnya adalah kuning
keputihan, didalamnya kuning keoranyean; baunya aromatik;
rasanya adalah nyinyir dan sedikit pahit; ruasnya adalah 0,6-1,0 cm. Batangnya
jarang. Hasil standar kuantitatif yang diperoleh
telah memenuhi IHP-2002 yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil kurkumin
per 100 g bubuk rimpang kunyit adalah 3,79 g. Krim
yang diformulasikan adalah Jenis O/W saat dikonfirmasi dengan metode pengujian pewarnaan,
cairan emulsi dan kertas saring. Tidak ada abu
krim ketika pengabuan dilakukan pada suhu 600 ˚C dalam tungku. Hasil uji stabilitas ditunjukkan pada Tabel 3. Hasil
pengujian sensitivitas Draize menunjukkan bahwa semua 4 formulasi aman dalam
hal iritasi kulit dan sensitisasi alergi.
Parameter
|
Standar
IHP-2002
|
Nilai
yang diperoleh
|
Bahan asing
|
Kurang dari 2%
|
0,43%
|
Ekstrak larut alkohol
|
Lebih dari 8%
|
7,36%
|
Ekstrak larut air
|
Lebih dari 12%
|
20,32%
|
Total abu
|
Kurang dari 9%
|
8,46%
|
Abu tidak larut asam
|
Kurang dari 1%
|
0,76%
|
Susut pengeringan
|
.......
|
12,52%
|
PEMBAHASAN
Krim kunyit
dipasarkan terutama untuk penggunaan kosmetik. Produsen
tidak memberikan informasi mengenai jumlah kurkuminoid dalam formulasi. Standar kuantitatif yang diperoleh dari rimpang kunyit ditetapkan
dengan standar yang tercantum dalam IHP-2002. Yang
mendukung penggunaannya untuk tujuan formulasi. Krim
wajah herbal adalah Jenis emulsi O/W, maka dapat dengan mudah dicuci dengan air
yang mudah diterima oleh pelanggan. Tidak ada
pembentukan abu yang menunjukkan tidak adanya titanium dioksida, seng oksida,
garam klorida, sulfat dan fosfat. Produk
diformulasikan dengan teknik inversi fasa menghasilkan fasa internal yang halus
dan menunjukkan stabilitas fisik ketika disimpan dengan waktu yang lama. Dari 16 formulasi terdapat 4 yang stabil dimana tidak adanya tanda-tanda
pencairan dan perubahan warna produk. Formulasi
ini memiliki pH hampir konstan, homogen, jernih, lembab, tidak-berminyak dan
mudah dihapus setelah dipakai. Formulasinya aman
dalam hal iritasi kulit dan sensitisasi alergi. Sediaan krim wajah herbal dimaksudkan untuk digunakan secara
kosmesetikal bukan hanya sebagai kosmetik. Krim
ini mengandung kurkuminoid sebagai anti-oksidan, kurkumin
sebagai bakterisida, anti-jamur dan agen anti-inflamasi. Oleh karena itu bermanfaat untuk keratinosit manusia.
KESIMPULAN
Formulasi krim wajah herbal berbasis kunyit
adalah kosmesetikal yang mengandung sejumlah kurkuminoid. Krim ini aman dan juga stabil.
UCAPAN TERIMA KASIH
Saya berterima kasih kepada Dr. S.Jha atas
bimbingan dan saran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar