Senin, 21 September 2015

KONTRASEPSI ORAL



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli dengan bebas. 
Salah satu sarana alat kontrasepsi antara lain adalah kontrasepsi oral yaitu pil KB. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta peserta KB di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% peserta KB  mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan dengan jumlah peserta KB yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk seleksi peserta KB maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata, 2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. 
Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampir selalu efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, tidak semua wanita tidak boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus memilih cara kontrasepsi yang lain.
Yang perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang. Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi ak peserta KB. Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007).



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan digunakan,serta harganya murah (Everett, Suzanne,2007).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium.

B.     Jenis – Jenis Kontrasepsi Pil KB.
  1. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC)
Mengandung 2 jenis hormon yaitu estrogen dan progesteron. Mekanisme kerjanya untuk mencegah kehamilan adalah sebagai berikut:
·         Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur (mencegah ovulasi)
·         Mengentalkan lendir leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi sperma
·         Membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil pembuahan
Terdiri dari 21-22 pil kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
Jenis kontrasepsi oral kombinasi :
a.       Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/preogesteron (E/P) dalm dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
b.      Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/preogesteron (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda,tetap dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c.       Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen /preogesteron  (E/P) dengan 3 dosis berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(Prawiroharjo, Sarwono, 2006). 
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a.       Kemasan 28 hari
7 Pil digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus tidak mengandung hormon wanita sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil – pil ini membantu hormon  pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari (pil harus diminum setiap hari tidak boleh ada yang terlewat).

b.      Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7  hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak.jika pasien merasa mungkin hamil,ia harus memeriksakan diri.Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi (Varney, Helen,2002).
  1. Pil KB Progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP)
Hanya mengandung progesteron, bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi rahim tidak menguntungkan bagi hasil pembuahan. Hanya mengandung derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu:
a.       Micrinor, NOR – QD, Noriday, Norod mengandung 0,35 mg Noretindron.
b.      Microval, Noregeston, Microlut mengandung 0,03 mg Levonogestrol.
c.       Ourette, Noegest mengandung 0,5 mg Norgeestrel.
d.      Exluton mengandung 0,5 mg Linestrenol.
e.       Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
  1. Pil KB/kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill) 
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. Mengandung  dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
  1. Once a Month Pill
Pil hormon yang mengandung estrogen yang “ long acting” yaitu pil yang diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half life panjang. jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia,namun masih terbatas antara lain :
a.       Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron yang digunakan dalam uji klinis penelitian.
b.      Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator reseptor estrogen yang digunakan 1 – 2 kali per minggu dan hanya tersedia di India (Syaifuddin,dkk : 2006).

C.    Mekanisme Kerja Kontrasepsi Pil
Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran folicle stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematngan folikle de Graff tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH). Esttrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus – endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.
Cara Kerja
1)      Menekan ovulasi
2)      Mengurangi transpor sperma di bagian atas saluran genital (tuba fallopii)
3)      Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi
4)      Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma)

(Prawiroharjo, Sarwono, 2006). 
Fungsi komponen progesteron :
Ø  Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga pengeluaran LH tidak dan menghambat ovulasi.
Ø  Progesteron mengubah endometrium, sehingga kapasitas spermatozoa tidak berlangsung
Ø  Mengentalkan lendir servik sehingga sulit ditembus spermatozoa.
Ø  Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.
Ø  Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur endometrium (Manuaba : 1998).





D.    Kelebihan dan Kelemahan
1.      Kelebihan (COC)
a.       Dapat diandalkan dan reversible.
b.      Meredakan disminorea dan menoragi.
c.       Dapat dipakai selama diinginkan tidak harus berisirahat dulu.
d.      Tidak mengganggu hubungan seksual.
e.       Dapat dipakai oelh semua wanita usia reproduktif.
f.       Tepat dipakai bila dipakai dengan benar.
g.      Dapat dipakai sebagai “ kontrasepsi emergensi” setelah hubungan pasutri yang “ tidak terlindung”.
h.      Mengurangi resiko anemi.
i.        Kehamilan ektopik lebih sedikit.
j.        Menurunkan kista ovarium.
k.      Penyakit radang panggul lebih sedikit.
l.        Melindungi terjadap kanker endometrium dan ovarium.
m.    Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan.
2.      Kelemahan (COC)
a.       Harus minum pil secara teratur,secara cermat dan konsisten.
b.      Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium.
c.       Meningkatkan berat badan,rambut rontok,tumbuh akne.
d.      Mual, sakit kepala ringan,dan nyeri payudara.
e.       Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.
f.       Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) dan HIV.
g.      Meningkatkan resiko gangguan sirkulasi,seperti hipertensi, penyakit arteri dan tromboembolisme vena.
h.      Efek COC pada kanker payudara.
i.        Tidak cocok untuk perokok berusia di atas 35 tahun.
j.        Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
k.      Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason dan antibiotik tertentu).
l.        Dapat mempengaruhi mood.
m.    Dapat mengurangi ASI.
3.      Kelebihan (POP)
a.       Tidak menghambat laktasi sehingga cocok untuk ibu yang menyusui
b.      Tidak ada bukti meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler.
c.       Tidak ada bukti meningkatkan tromboembolisme vena.
d.      Tidak ada bukti peningkatan hipertensi.
e.       Cocok untuk wanita penderita diabetes atau migren fokal.
f.       Mengurangi dismenorea.
g.      Dapat meredakan gejala premenenstruasi.
h.      Cocok untuk wanita yang tidak biasa mengkonsumsi estrogen.
4.      Kelemahan (POP)
a.       Agar efektif perlu diminum secara tertatur.
b.      Siklus menstruasi tidak teratur.
c.       Sejumlah kecil wanita mengalami kista ovarium fungsional.
d.      Apabila POP gagal, ada kemungkinan peningkatan angka kehamilan ektopik.
e.       Efek POP pada kanker payudara.
(Prawirohardjo, Sarwono: 2006; MT. Indriarti: 2007; Sulistyawati, Ari: 2011; Everett, Suzanne, 2007; Manuaba : 1998).

E.     Efek Samping pil KB.
Yang umum terjadi :
1)      Amenorea.
2)      Kenaikan tekanan darah.
3)      Berat badan naik.
4)      Mual/pusing/muntah.
5)      Tidak ada perdarahan/spotting.
6)      Jerawat.
7)      Payudara mengencang dan nyeri (mastalgia).
8)      Nyeri dada (khususnya jika terjadi pada saat olahraga).
9)      Depresi (perubahan mood atau kehilangan libido).
(Everett, Suzanne, 2007).
Yang harus diperhatian :
1)      Nyeri dada hebat.
2)      Sakit kepala hebat.
3)      Nyeri tungkai hebat.
4)      Nyeri abdomen hebat.
5)      Kehilangan penglihatan atau kabur.
6)      Tidak terjadi perdarahan setelah minum pil.
(Sulistyawati, Ari: 2011).

F.     Kontra – Indikasi pil KB.
1.      Kontra indikasi (COC)
a.       Kehamilan
b.      Menyusui
c.       Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
d.      Penyakit hati akut (hepatitis).
e.       Perokok dengan usia > 35 tahun.
f.       Riwayat penyakit jantung,  stroke,atau tekanan darah > 180/110 mmHg.
g.      Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun.
h.      Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
i.        Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
j.        Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
(Prawirohardjo, Sarwono: 2006).
2.      Kontra indikasi (POP)
a.       Kehamilan.
b.      Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
c.       Penyakit hati akut (hepatitis).
d.      Kehamilan ektopik sebelumnya.
e.       Saat ini menderita penyakit hati/kanker hati.
f.       Kista ovarium fungsional yang membutuhkan perawatan di RS.
(Everett, Suzanne, 2007).

G.    Cara Penggunaan Kontrasepsi Pil KB
  1. Pil kombinasi.
a.       Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
b.      Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
c.       Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
d.      Pada kemasan 28 pil : dianjjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada kemasan.
e.       Bila kemasan 28 pil habis : sabaiknya mulai minum pil dari kemasan yanng baru.
f.       Bila kemasan 21 pil habis : tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang baru.
g.      Minum pil yang lain,apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
h.      Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan,apabila tidak memperburuk keadaan saat terjadi muntah hebat atau diare lebih 24 jam.
i.        Penggunaan pil apabila terjadi untah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama dengan aturan minum pil lupa.
j.        Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.
Aturan Lupa Pil.
Apabila lupa minum 1 pil (hari 1 – 21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain).apabila lupa minum 2 pil (1 – 21), sebaiknya minum 2 pil setiap sampai jadwal yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan mettode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).
Petunjuk untuk pasien post partum yang “Tidak Menyusui”
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum.Jika sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual,sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.
Petunjuk untuk pasien post partum yang  “ Menyusui”.
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sam dengan petunjuk umum dan aturan pil lupa.Sebellum menggunakan pil kombinasi,berikan konseling dan KIE pada pasien tentang berbagai metode kontrasepsi.
(Prawirohardjo,sarwono:2006).
  1. Mini pil atau POP
Waktu menggunakan mini pil atau progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila :
ü  Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
ü  Pasien sebelumnya menggunakn kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini pil.
ü  Pasien sebelumnya menggunkan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :
ü  Diduga tidak terjadi kehamilan.
ü  Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi  lain untuk 2 hari).
ü  Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui penuh,tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu,pil mini dapat digunakan saat :
ü  Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan mini pil.Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya,apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
ü  Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil.Pil dapat diberikan pada jadwal suntikan beriktnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan lain.
Cara minum pil mini progestin :
ü  Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
ü  Pil pertama setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
ü  Metode barier digunakan pada hari ke 7 atau 4 – 6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
ü  Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena efektifitas mini pil mulai menurun.
ü  Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,minum pil yang lain atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
ü  Meskipun pasien belum haid,mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
ü  Bila pasien mendapat haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
ü  Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval,tetap minum pil sesuai jadwal (perdarahan biasa terjadi selama bulan – bulan pertama).
ü  Apabila pasien mengalami kram , nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke pelayanan kesehatan.
ü  Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai mini pil apabila kemungkinan terinfeksi PMS atau lupa minum pil.
Aturan lupa minum pil :
ü  Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil,segera minum pil saat ingat dan gunakan metode barier selama 48 jam.
ü  Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil ,segera minum pil yang  terlupa d an gunakan metode barier sampai akhir bulan.

Hal yang perlu disampaikan pada pasien antara lain :
ü  Penggunaan mini pil akan merubah pola haid initerutama 2 atau 3 bulan pertama.Pada umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu kesehatan.
ü  Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mmual,pusing ataupun nyeri payudara.
ü  Efektifitas mini pil akan menimbulkan akan berkurang,bila pasien mengkonsumsi obat – obatan tuberkulosis epilepsi.
ü  Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid,kemungkinan terjadi kehamilan.
ü  Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada prut,kemungkinan terjadi terjadi kehamilan ektopik.
ü  Masalah penglihatan kabur,nyeri kepala hebat,kemungkinan terjadi hipertensi atau masalah vaskuler.
ü  Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah – masalh di atas.
(Saifuddin, dkk. 2006).














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral.
2.      Jenis-jenis dari pil KB ada 5, yaitu pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill, minipill, pil sekuenseal, once a month pill, dan morning after pill.
3.      Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi.
Kelemahan :
a.       Penggunaan pil harus diminum setiap hari,
b.      Perdarahan bercak dan “ breakthrough bleeding ”,
c.       Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbuston dan antibiotik tertentu).
d.      Tidak mencegah penyakit menular seksual, BHV, HIV/AIDS.
Kelebihan :
a.       sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b.      Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c.       Tidak mengganggu hubungan seksual.
d.      Mudah digunakan
e.       Mudah dihetikan setiap saat.
Penggunaan pil Mini
Kelebihan :
a.       sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b.      Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c.       Nyaman, mudah digunakan.
d.      Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kelemahan :
a.       Menjadi kurang efektif bila menyusui berkurang.
b.      “breakfrough bleeding “ perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
c.       Harus diminum setiap hari (bila lupa minum maka kemungkinan hamil).
4.      Efek samping dari pil KB yaitu menimbulkan gejala subjektif dan objektif, serta akan menimbulkan mual/ muntah, pusing, tegang pada payudara, chloasma, kulit berminyak, jerawat, keputihan, penambahan berat badan, dan gangguan pada menstruasi.
5.      Kontraindikasi dari pil KB, yaitu :
a.       Kehamilan,
b.      Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae,
c.       Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen,
d.      Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas,
e.       Faal hepar yang terganggu,
f.       Perdarahan pervagina yang tidak diketahui sebabnya.
6.      Cara penggunaan pil KB yaitu pil ditelan setiap hari secara teratur, dianjurkan agar menelan pil pada malam hari (sebelum tidur, pada saat makan malam). Bila satu pil aktif lupa, maka ssegera telan setelah ingat.

B.     Saran
Sebaiknya pil KB diminum menjelang tidur setiap hari sehingga resiko lupa dapat diperkecil karena salah satu faktor kebersihan dalam penggunaan pil KB adalah kedisiplinan untuk meminnum pil KB.








DAFTAR PUSTAKA

Everett, Suzanne,2007, “Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif”, Jakarta : EGC.
MT.Indriarti,2007, “ Panduan Lengkap kehamilan,Persalinan & Perwatan bayi”, Yogyakarta : DIGLOSIA MEDIA.
Prawirohardjo, Sarwono, 2006, “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”,Jakarta : YBP – SP.
Prawirohardjo,Sarwono,2006, “ Ilmu Kebidanan”, Jakarta : YBP – SP.
Prof.dr.Manuaba, Ida Bagus Gde,SpoG,1998, “ Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan”, Jakarta : EGC.
Sulistyawati,Ari:2011, “  Pelayanan Keluarga Berencana”,Jakarta : Salemba Medika.